Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian baru pada tikus menunjukkan bahwa mengadopsi diet yang kaya akan minyak zaitun atau extra virgin olive oil dapat mencegah akumulasi racun dari protein tau, yang merupakan ciri khas dari beberapa jenis demensia.
Mengandung asam lemak tak jenuh tunggal atau lemak baik, extra virgin olive oil dikenal akan kemampuannya menurunkan risiko kolesterol tinggi dan penyakit jantung. Namun, baru-baru ini, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minyak zaitun extra virgin juga memiliki manfaat neuroprotektif dan kognitif.
Sebagai contoh, sebuah studi pada 2012 pada tikus menemukan bahwa minyak ini meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam tes memori.
Dilansir Medical News Today, Jumat (6/12/2019), alasan yang diduga untuk temuan ini adalah bahwa minyak zaitun extra virgin kaya akan polifenol, senyawa antioksidan kuat yang dapat membalikkan pembelajaran dan gangguan memori yang berkaitan dengan penyakit atau penuaan.
Beberapa tahun yang lalu, sebuah penelitian yang dilaporkan oleh Medical News Today menemukan bahwa minyak zaitun extra virgin mengurangi tanda-tanda neurologis awal penyakit Alzheimer pada tikus.
Intervensi ekstra minyak zaitun meningkatkan autophagy, yaitu kemampuan sel-sel otak untuk menghilangkan limbah beracun, dan membantu menjaga integritas sinapsis hewan pengerat, yang merupakan koneksi antara neuron.
Domenico Praticò, profesor di Departemen Farmakologi dan Mikrobiologi di Sekolah Kedokteran Lewis Katz di Universitas Temple di Philadelphia, mempelopori penelitian ini.
Dia baru-baru ini memimpin tim baru dalam sebuah studi tentang manfaat neurologis dari minyak zaitun extra virgin. Sebagai bagian dari penelitian ini, para peneliti melihat efek minyak pada "tauopathies", kondisi kognitif yang berkaitan dengan usia di mana protein tau terakumulasi ke tingkat toksik di otak, memicu berbagai bentuk demensia.
Para peneliti menggunakan model tikus tauopati. Mereka secara genetik mengubah hewan pengerat sehingga mereka cenderung menumpuk jumlah protein tau yang normal secara berlebihan.
Pada Alzheimer dan bentuk lain dari demensia, seperti frontotemporal dementia, protein tau terakumulasi di dalam neuron dalam bentuk "kusut" toksik.
Sebaliknya, di otak yang sehat, kadar tau yang normal membantu menstabilkan mikrotubulus, yang merupakan struktur pendukung neuron.
Pada tauopathies, penumpukan kusut di dalam neuron menghentikan sel-sel saraf dari menerima nutrisi dan berkomunikasi dengan neuron lain. Ini akhirnya menyebabkan kematian mereka.
Dalam studi ini, tikus-tikus yang rentan terhadap akumulasi tau mengkonsumsi makanan tinggi minyak zaitun extra virgin sejak usia 6 bulan. Menurut beberapa perkiraan, ini setara dengan sekitar 30 tahun usia manusia.
Sekitar satu tahun kemudian, yang setara dengan sekitar 60 tahun usia manusia, percobaan mengungkapkan bahwa tikus yang rentan tauopati memiliki deposit tau 60% lebih sedikit daripada tikus kontrol, yang belum menerima makanan tambahan yang diperkaya dengan minyak zaitun.
Tikus yang telah menerima minyak zaitun extra virgin juga tampil lebih baik di labirin standar dan tes memori pengenalan objek baru.
Selain itu, analisis sampel jaringan otak mengungkapkan bahwa tikus yang mengonsumsi minyak zaitun extra virgin memiliki fungsi sinaps yang lebih baik daripada tikus kontrol, serta neuroplastisitas yang lebih baik.
Analisis juga mengungkapkan peningkatan protein yang disebut complexin 1. Ini adalah kunci protein "presinaptik" untuk menjaga sinapsis yang sehat.
Minyak zaitun melindungi terhadap berbagai demensia
"[Minyak zaitun extra virgin] telah menjadi bagian dari makanan manusia sejak lama dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, untuk alasan yang belum sepenuhnya kita pahami," jelas Praticò.
Kesadaran bahwa [minyak zaitun extra virgin] dapat melindungi otak terhadap berbagai bentuk demensia memberi kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang mekanisme yang digunakannya untuk mendukung kesehatan otak.
"Kami sangat tertarik mengetahui apakah [minyak zaitun extra virgin] dapat membalikkan kerusakan tau dan akhirnya mengobati tauopati pada tikus yang lebih tua," ujar Praticò.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
