Pedagang melayani calon pembeli masker di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Menurut keterangan pedagang, harga masker di pasar Pramuka mengalami kenaikan yang semula dihargai Rp195.000 hingga ribu Rp250.000 per box naik menjadi Rp1.700.000 tergantung merek, karena mewabahnya virus corona di sejumlah negara./ ANTARA - Galih Pradipta
Health

Penting, 6 Gambaran Umum Soal Virus Corona

Syaiful Millah
Rabu, 5 Februari 2020 - 11:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Dunia kesehatan global belakangan ini dihebohkan dengan pemberitaan mengenai virus corona  yang terus menyebar, tak hanya di China tetapi juga beberapa negara lain.

Hal ini telah membuat para peneliti kesehatan dari berbagai negara sibuk, meneliti dan mempelajari lebih lanjut virus corona  untuk menentukan upaya atau langkah lanjutan yang tepat.

Berikut ini adalah gambaran tentang virus corona, seperti dilansir Bisnis dari The New York Times, Rabu (5/2/2020).

1. Seberapa menular virus corona ?

Sebagai informasi awal, skala penyakit yang mewabah tergantung pada seberapa cepat dan mudah virus ditularkan dari satu orang ke orang.

Sementara itu, penelitian tentang virus corona  baru saja dimulai. Para ilmuwan memperkirakan bahwa setiap orang yang telah terjangkit virus corona  dapat menginfeksi antara 1,5 hingga 3,5 orang lainnya tanpa langkah pengendalian yang tepat.

Hal tersebut membuat virus baru ini memang dapat menular, seperti virus SARS yang sempat beredar di China sekitar tahun 2003-an. Ketika itu, SARS telah membuat 8.098 jatuh sakit dan menyebabkan kematian pada 774 jiwa.

Jenis virus corona  dapat menyebar melalui udara, diselimuti oleh tetesan kecil yang dihasilkan ketika orang yang sakit bernafas, berbicara, batuk atau bersin. Tetesan itu akan jatuh ke tanah dalam beberapa meter, membuat sebetulnya virus lebih sulit menjangkit orang lain.

Adapun, beberapa langkah yang efektif yang bisa dilakukan seperti mengisolasi orang sakit dan melacak individu yang pernah menjalin kontak langsung dengan mereka. Bagaimana pun, otoritas kesehatan dunia saat ini telah mengeluarkan upaya besar untuk menanggulangi virus corona.

Sejauh ini, kasus orang terjangkit virus corona  di luar China sangat kecil kendati kasus seperti itu muncul di beberapa negara seperti Amerika Serikat.

2. Seberapa mematikan virus corona ?

Tingkat kematian merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam upaya melihat sebuah virus dapat menjadi wabah yang merusak atau seperti ini. Akan tetapi, hal ini juga yang merupakan faktor yang paling tidak dipahami. Ada kesulitan menilai kematian atas hadirnya sebuah virus jenis baru.

Sekitar sepertiga dari 41 pasien pertama yang dilaporkan di Wuhan terjangkit virus korona harus dirawat di ruang khusus. Mereka mengalami gejala demam, batuk parah, sesak napas, dan pneumonia. Terlihat sangat mengkhawatirkan.

Akan tetapi, ada banyak faktor lain yang juga harus dipertimbangkan. Misalnya, banyak orang dengan virus corona awal tidak memeriksakan diri ke dokter karena memang tidak berbahaya. Tapi di sisi lain, bisa jadi ada lebih banyak kematian akibat virus yang mungkin tidak tercatat.

“Masih ada banyak ketidakpastian tentang seperti apa virus ini dan apa yang harus kami lakukan,” kata Allison McGeer, dokter spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Mount Sinai di Toronto.

Satu hal yang harus diperhatikan, indikasi awal tingkat kematian virus corona baru ini jauh lebih rendah dibadingkan dengan jenis virus lain seperti MERS yang membunuh satu dari tiga orang yang terinfeksi (30 persen) dan virus SARS yang membunuh sekitar satu dari sepuluh orang (10 persen).

Sementara, laporan per 31 Januari 2020, ada kurang dari satu orang per empat puluh orang dengan infeksi korona virus yang dikonfirmasi telah meninggal dunia. Terlebih, laporan menyebut banyak dari mereka yang meninggal adalah pria dengan usia lanjut atau mereka yang telah memiliki masalah kesehatan mendasar lain.

3. Berapa lama orang terjangkit akan menunjukkan gejala?

Waktu yang diperlukan untuk munculnya gejala setelah seseorang terinfeksi merupakan poin penting dalam pencegahan dan pengendalian virus atau wabah. Ini dikenal dengan periode inkubasi, yang memungkinkan petugas kesehatan mengkarantina orang yang telah terpapar virus.

McGeer menyebut, beberapa penyakit seperti influenza memiliki masa inkubasi yang pendek yakni dua atau tiga hari. Sementara SARS memiliki masa inkubasi sekitar lima hari. Lantas bagaimana dengan virus corona baru ini?

Para peneliti memperkirakan bahwa virus corona baru memiliki masa inkubasi antara dua hari hingga empat belas hari. Akan tetapi, masih belum jelas apakah seseorang dapat menyebarkan virus sebelum gejanya berkembang atau tidak. Juga tidak diketahui apakah keparahan penyakit memengaruhi tingkat kemudahan seseorang dapat menyebarkan virus tersebut.

“Sejujurnya itu mengkhawatirkan, karena hal ini berarti infeksi dapat menhindari pendeteksian,” kata Mark Denison, ahli penyakit menular dari Vanderbilt University di Nashville, Amerika Serikat.

4. Berapa banyak orang terinfeksi telah melakukan perjalanan ke luar China?

Wuhan, kota yang dilaporkan pertama kali terkena virus corona dinilai oleh para peneliti sebagai tempat yang sulit untuk menampung wabah. Ibu kota provinsi Hubei itu memiliki 11 juta orang, dilaporkan sekitar 3.500 orang setiap harinya mengambil penerbangan langsung ke kota lain.

Wuhan juga merupakan pusat transportasi utama di China yang terhubung dengan Beijing, Shanghai, dan kota-kota besar lainnya, dengan sarana kereta api cepat dan penerbangan domestik bahkan internasional

Perjalanan ini menciptakan risiko tinggi untuk wabah virus corona menyebar di berbagai negara, yang sistem kesehatannya tidak siap misalnya negara-negara di Afrika, termpat pekerja China membuat infrastruktur.

Terkait hal ini, China telah mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya yakn memaksakan pembatasan perjalanan terhadap puluhan juta orang yang tinggakl di Wuhan dan kota-kota sekitarnya.

Namun, para ahli memperkirakan bahwa penutupan itu mungkin terlambat dan membuat akses makanan dan obat-obatan sedikit terhambat. Wakilota Wuhan juga telah menyatakan bahwa sekitar lima juta penduduknya telah meninggalkan kota sebelum pembatasan dimulai.

“Kita tidak bisa menuaikan benih. Infeksi baru akan menyebar. Itu [virus corona] akan mulai muncul [di tempat lain], selalu seperti itu,” kata Lawrence O. Gostin, profesor dan Georgtown University dan merupakan anggota dari World Health Organization (WHO)

5. Seberapa efektif respons China?

WHO telah memuji upaya yang dilakukan otoritas China dalam menanggapi peristiwa virus corona di dalam negeri, tetapi tidak sedikit pihak yang khawatir bahwa tindakan itu tidak cukup untuk meminimalisir dampak virus corona.

Para pejabat China sejauh ini telah menutup transportasi di Wuhan dan juga menutup pasar setempat yang menjual unggas hidup, makanan laut, dan hewan liar lain karena dianggap sebagai asal mula virus corona. Selain itu, pemerintah China juga menghentikan perdagangan hewan liar secara nasional, menutup sekolah-sekolah, hingga melarang paket wisata di beberapa daerah.

Namun, langkah itu juga memiliki efek yang tidak diharapkan. Warga di Wuhan yang tidak sehat harus berjalan kaki atau bersepeda dalam jarak jauh untuk sampai ke rumah sakit. Tak hanya itu, banyak pasien yang mengeluh karena mendapatkan penolakan dari rumah sakit yang kekurangan tempat tidur, staf, dan ketersediaan obat-obatan.

Baru-baru ini, para peneliti luar negeri juga prihatin dengan keadaan di China yang tidak mengakui para ahli dari luar negeri dapat membantu meneliti virus dan membuat upaya pencegahan penyebaran. Namun, isu ini terjawab ketika WHO menyatakan virus korona sebagai darurat kesehatan global.

Tak hanya di China, sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan Australia juga untuk sementara waktu menolak masuknya non-warga negara yang baru saja bepergian ke China. Beberapa maskapai internasional juga menghentikan layanan terbangnya ke China untuk beberapa bulan.

6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan vaksin?

Kehadiran vaksin dari virus corona menjadi satu hal yang diharapkan kehadirannya, sebab dapat mencegah infeksi dan menghentikan penyebaran penyakit. Akan tetapi, pengembangan sebuah vaksin dari jenis virus baru membutuhkan waktu.

Berkaca pada kasus SARS yang terjadi pada 2003, para peneliti membutuhkan waktu sekitar 20 bulan untuk menghasilkan vaksin yang siap diuji coba kepada manusia. Begitu juga dengan kasus wabah Zika pada 2015, para peneliti membutuhkan waktu pengembangan vaksin sekitar enam bulan.

Adapun, para peneliti terus mengupayakan pengembangan vaksin virus corona yang baru. Mereka telah mempelajari genom dari virus anyar ini dan menemukan protein yang penting untuk pencegahan inveksi.

“Jika kita tidak mengalami hambatan yang tidak terduga, kita akan bisa melakukan uji coba fase pertama dalam tiga bulan ke depan,” kata Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

Namun demikian, Fauci memperingatkan bahwa pengembangan lanjutannya masih membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan ke depan, bahkan tidak menutup kemungkinan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Menurutnya, dalam kondisi terbaik vaksin untuk corona virus akan tersedia untuk umum satu tahun dari sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro