Virus Corona penyebab sindrom pernapasan MERS/bbc.co.uk
Health

Dua Skenario Awal Penyebaran Virus Corona Baru

Syaiful Millah
Jumat, 20 Maret 2020 - 17:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah kasus dari virus Corona (COvid-19) baru yang telah mengakibatkan pandemi terus meningkat setiap harinya. Para peneliti terus berupaya mencari asal muasal dari virus ini untuk mengantisipasi di masa mendatang.

Para peneliti dari berbagai lembaga belum lama ini merilis sebuah laporan bertajuk The Proximal Origin of SARS-CoV-2 yang melakukan penelitian dengan fokus mengetahui asal-usul virus yang kini telah menjangkit lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia.

Penelitian tersebut ditulis oleh Kristian Andersen dari Scripps Research, Robert F Garry dari Tulane University, Edward Holmes dari University of Sydney, Andrew Rambaut dari University of Edinburgh, dan W Ian Lipkin dari Columbia University.

Hasilnya, mereka menyatakan bahwa SARS-CoV-2 merupakan hasil dari evolusi alami, bukan rekayasa laboratorium. Selain itu, hasil penelitian tersebut juga menyebutkan kemungkinan awal penyebaran virus corona baru.

Berdasarkan analisis sekuens genomik yang telah dilakukan, Andersen dan para kolaboratornya menyimpulkan bahwa kemungkinan asal virus Corona SARS-CoV-2 mengikuti dua skenario sebagai berikut.

Dalam skenario pertama, virus berevolusi ke keadaan patogen (keadaan biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya) saat ini melalui seleksi alam di inang non-manusia, kemudian melompat ke manusia.

Skenario ini adalah yang terjadi pada wabah virus Corona sebelumnya, ketika manusia tertular virus setelah terpapar langsung dari musang (SARS) dan unta (MERS).

Para peneliti mengusulkan kelelawar sebagai reservoir yang paling mungkin terkait kasus SARS-CoV-2 karena sangat mirip dengan virus Corona yang ada pada hewan tersebut.

Akan tetapi, tidak ada kasus penularan langsung dari kelelawar ke manusia yang terdokumentasi. Hal ini  menunjukkan bahwa kemungkinan ada inang perantara yang terlibat antara keduanya.

Dalam skenario kedua, versi virus non-patogenik melompat dari inang hewan ke manusia kemudian berevolusi menjadi kondisi patogen yang saat ini ada dalam kasus populasi manusia.

Sebagai contoh, beberapa corona virus dari pangolin--hewan mamalia mirip armadillo yang ditemukan di Asia dan Afrika--memiliki struktur RBD yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2. Virus corona itu bisa ditularkan ke manusia, baik secara langsung atau melalui inang perantara.

Sementara itu, proses pembelahan SARS-CoV-2 dapat berevolusi dalam inang manusia. Ini diperkirakan terjadi melalui sirkulasi terbatas yang tidak terdeteksi pada populasi manusia sebelum masa pandemi.

Para peneliti menemukan bahwa pembelahan SARS-CoV-2 tampak mirip dengan proses pembelahan strain flu burung yang telah terbukti menular dengan cepat di antara orang-orang. SARS-CoV-2 juga membelah dengan cepat dan telah menyebabkan pandemi.

Rekan penulis penelitian, Andrew Rambaut mengatakan bahwa sulit atau bahkan mustahil saat ini untuk mengetahui pada titik mana skenario yang paling mungkin terjadi terkait virus corona jenis baru ini.

Jika SARS-CoV-2 masuk ke manusia dalam bentuk patogenik dari hewan, itu meningkatkan kemungkinan bahwa wabah di masa depan akan terjadi lagi. Hal ini karena ada banyak jenis virus yang menyebabkan penyakit pada hewan dan menular ke manusia.

Akan tetapi, skenario itu kemungkinannya lebih rendah dari skenario virus corona non-patogen yang masuk ke populasi manusia kemudian mengembangkan sifat yang menimbulkan penyakit, seperti SARS dan MERS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Editor : Andya Dhyaksa
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro