Logo patjar merah
Relationship

Strategi Patjarmerah, Gotong Royong Perpanjang Nafas Literasi

Desyinta Nuraini
Jumat, 19 Juni 2020 - 21:18
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tutupnya toko buku selama pandemi virus corona tak berarti upaya industri perbukuan dan membangun budaya literasi mati. Dengan bergotong royong, mereka tetap bisa hidup, sekalipun tanpa bantuan pemerintah.

Hal ini disampaikan Windy Ariestanry, founder Patjarmerah, sebuah festival kecil literasi dan pasar buku keliling nusantara.

Dia dan rekan-rekannya di Patjarmerah berinisiasi membuat kelas virtual yang diampu para penulis dan pegiat literasi. "Tujuan kami hanya satu, gotong royong untuk memperpanjang umur literasi, para pekerja literasi, dan juga dunia perbukuan Indonesia," ujarnya dalam diskusi via daring, Jumat (19/6/2020).

Uang yang dibayarkan para patjar buku (sebutan bagi yang ikut kelas virtual bersama Patjarmerah), kata Windy digunakan untuk membeli buku dari penerbit dan kemudian didonasikan ke seluruh wilayah Indonesia dan beasiswa bagi mereka yang ingin ikut kelas di Patjarmerah namun tidak mampu membayar.

"Ini bisa memperpanjang nafas penerbit
Toko buku tutup, kita bantu cara lain bisa jual buku tersebut. Kami bernegosiasi ke penerbit agar bisa kasih diskon yang besar sehingga bisa beri harga khusus," tuturnya.

Ternyata gotong royong literasi tak henti di situ. Patjarmerah juga menggalang dana dengan mengadakan malam baca puisi bersama, dan kemudian dana tersebut dialokasikan untuk membantu kegiatan literasi dengan mengirimkan paket pembelajaran ke timur Indonesia.

"Itu kemudian membuat kami sadar bahwa bukan internet yang mempercepat pemerataan akses literasi tapi semangat gotong royong," tegasnya.

Sebagian lainnya juga didonasikan ke para ibu-ibu penjahit di kota Yogjakarta untuk membuat alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang disebarkan ke seluruh Indonesia.

"Sekali lagi gotong royong menjadi semangat kami. Ternyata gotong royong adalah karakter bangsa ini," sebutnya.

Windy menuturkan, pihaknya tidak mau berpangku tangan mengharapkan bantuan dari pemerintah. Sebab, jika menunggu bantuan yang melalui proses birokrasi berbelit, akses literasi untuk anak bangsa akan lama terbuka.

"Jangan berharap mendapatkan bantuan tapi lakukan apa yang kita bisa, lakukan dengan patungan bisa kok," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro