Vaksin Sinovac/ugm.ac
Health

Brasil Sebut Vaksin Covid-19 dari Sinovac Aman

Desyinta Nuraini
Selasa, 20 Oktober 2020 - 11:28
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China, CoronaVac dinyatakan aman dalam memberikan perlindungan terhadap Covid-19 menurut hasil awal dari uji klinis tahap akhir yang dilakukan di pusat penelitian biomedis di Brasil.

Hasil uji klinis menunjukkan vaksin China CoronaVac aman setelah dua dosis diberikan pada 9.000 sukarelawan yang mengikuti uji klinis tahap akhir.

Institut Butantan Sao Paulo, salah satu pusat penelitian biomedis terkemuka di Brasil yang melakukan uji fase 3, mengatakan vaksin yang disebut CoronaVac terbukti aman setelah dua dosis diterapkan kepada 9.000 sukarelawan.

Tetapi Direktur Butantan Dimas Covas mengatakan data tentang seberapa efektif vaksin dalam melindungi orang dari virus corona baru tidak akan dirilis sampai uji coba dilakukan pada semua sukarelawan yang jumlahnya 15.000 orang.

Sekretaris kesehatan negara bagian Sao Paulo, Jean Gorinchteyn, mengatakan vaksin tersebut tampaknya menghasilkan antibodi pelindung. Negara bagian itu berharap mendapatkan persetujuan regulasi untuk CoronaVac pada akhir tahun untuk mulai menginokulasi populasinya pada awal 2021.

Sinovac membutuhkan Brasil sebagai tempat pengujian karena telah menjadi salah satu sarang global virus corona. Brasil telah melaporkan lebih dari 5,2 juta kasus Covid-19 sejak pandemi dimulai, negara ketiga yang paling terpengaruh di dunia setelah Amerika Serikat dan India.

AstraZeneca dan Universitas Oxford mendekati analisis uji coba mereka di Inggris. Pfizer mengatakan dapat memberikan analisis awal dari uji coba bulan ini dan Moderna dapat mengumumkan hasilnya pada November. Institut Gamaleya Rusia juga dapat memberikan analisis vaksinnya bulan depan.

Pfizer dan Moderna sama-sama hampir sepenuhnya terdaftar pada hitungan terakhir, dengan Pfizer berjumlah 38.000 dari 40.000 orang pada satu minggu yang lalu dan Moderna beberapa ratus orang kurang dari 30.000 orang yang direncanakan untuk mendaftar uji coba pada hari Jumat.

Kandidat yang bersaing yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Johnson & Johnson, uji coba mereka dihentikan di Amerika Serikat karena masalah keselamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro