Vaksin Sinovac/ugm.ac
Health

Warga Brasil Tolak Wajib Vaksinasi Covid-19 Buatan China

Mia Chitra Dinisari
Senin, 2 November 2020 - 11:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 300 warga Brasil berkumpul di jalan raya komersial utama Sao Paulo pada hari Minggu untuk memprotes dukungan Gubernur negara bagian Joao Doria untuk imunisasi wajib Covid-19 dan menguji vaksin potensial yang dikembangkan oleh Sinovac China.

Doria sebelumnya telah berbicara soal kewajiban mewajibkan imunisasi, begitu vaksin tersedia. Pernyataannya itu, memicu pertengkaran dengan Presiden Jair Bolsonaro. Untuk diketahui, Bolsonaro sebelumnya menentang membeli vaksin dari China itu.

Para pengunjuk rasa di Sao Paulo melakukan unjuk rasa untuk mendukung Bolsonaro, dengan satu demonstran memegang tanda bertuliskan "Kami bukan kelinci percobaan". Banyak pengunjuk rasa yang tidak memakai masker.

“Kami menentang duta besar China yang otoriter Joao Doria, yang sekarang akan mewajibkan vaksin itu bertentangan dengan keinginan kami,” kata pengunjuk rasa Andre Petros dilansir dari SCMP.

"Ini tidak terjadi di mana pun di dunia, bahkan di China." katanya.

Ketua Mahkamah Agung mengatakan pengadilan pada akhirnya akan memutuskan masalah tersebut.

Kementerian kesehatan federal Brasil bulan lalu mengumumkan akan membeli 46 juta dosis vaksin, bergantung pada persetujuan peraturan, dalam kesepakatan yang didukung oleh gubernur negara bagian. Tetapi sehari kemudian Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro mengatakan bahwa Brasil tidak akan membeli vaksin tersebut.

Di Sao Paulo, vaksin Sinovac sedang diuji sebagai bagian dari uji klinis fase tiga dengan dukungan dari pemerintah Doria.

Sementara itu, sejumlah vaksin telah diberlakukan wajib di Brasil, termasuk misalnya Hepatitis B yang diberikan kepada bayi baru lahir. Brasil sukses besar dengan kampanye vaksinasi besar-besaran di masa lalu, memberantas polio di tahun 1980-an misalnya. Jika vaksin Covid-19 diwajibkan, maka akan menambah daftar tersebut.

Brasil saat memiliki wabah virus corona terburuk ketiga secara global, dengan 5,5 juta kasus, setelah Amerika Serikat dan India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro