Polusi udara Jakarta. Gambar diambil menjelang Asian Games tahun lalu./Reuters
Health

NASA : Polusi Udara Turun 20 Persen Selama Lockdown Pandemi Covid-19

Syaiful Millah
Kamis, 19 November 2020 - 12:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona telah menyebabkan upaya penguncian di seluruh dunia. Selain bermanfaat dari segi kesehatan, kegiatan tersebut juga diharapkan berdampak terhadap penurunan emisi karbon secara global.

Lebih sedikit pesawat dan mobil yang berlalu lintas menyebabkan penurunan emisi karbon. Polusi udara sendiri telah berkontribusi pada miliaran masalah kesehatan di seluruh planet, dan mengarah pada masa hidup yang lebih pendek.

Data tentang penurunan emisi karbon selama periode pandemi dirilis oleh NASA. Berdasarkan simulasi komputer NASA, terjadi penurunan 20 persen dalam pengurangan emisi nitrogen dioksida global sebagai dampak dari lockdown.

Tim membuat gambar dengan menjalankan simulasi yang merinci bagaimana 2020 akan terlihat tanpa pandemi. Dengan banyak negara berjanji untuk menurunkan emisi karbon mereka, NASA ingin melihat seberapa banyak penurunan yang dapat dikaitkan dengan situasi lockdown akibat pandemi.

Hasil yang diungkap adalah bahwa manusia masih berkontribusi besar terhadap nitrogen dioksida di atmosfer. Christoph Keller, pemimpin proyek itu mengatakan upaya lockdown akan berdampak pada kualitas udara, tapi dia terkejut dengan seberapa banyak penurunan yang dihasilkan.

“Banyak negara telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menurunkan konsentrasi nitrogen dioksida mereka selama beberapa dekade terakhir, tapi hasil kami dengan jelas menunjukkan bahwa masih ada kontribusi signifikan yang didorong oleh perilaku manusia,” katanya seperti dikutip Express UK, Kamis (19/11).

Simulasi tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar kota melaporkan penurunan antara 20 dan 50 persen dibandingkan dengan model bisnis seperti biasa. Milan, Italia mengalami penurunan terbesar, dengan nitrogen dioksida turun secara mengejutkan 60 persen

Angka tersebut sama dengan Wuhan, China yang merupakan tempat virus berasal. Sementara itu, tempat lain seperti New York, Amerika Serikat mengalami penurunan sekitar 45 persen karena negara bagian itu melakukan lockdown ketat dan panjang.

Emma Knowland dari Universities Space Research Association di Goddard's Global Modeling and Assimilation Office (GMAO) mengatakan pada beberapa wilayah, penurunan nitrogen dioksida telah terjadi sebelum kebijakan resmi diberlakukan.

"Orang-orang mungkin mengurangi transit mereka karena pembicaraan tentang ancaman Covid-19 sudah terjadi sebelum mereka benar-benar dibatas pergerakannya,” ujarnya.

Setelah penguncian mereda, penurunan nitrogen dioksida berkurang, tetapi masih di bawah model bisnis pada waktu normal. Keller mengatakan hal tersebut cukup terkait mengingat nitrogen dioksida sangat erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi seperti pergerakan orang dan aktivitas pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro