Ilustrasi vaksin Covid-19./Antara
Health

30 Persen Warga Negara Malaysia Akan Disuntik Vaksin Covid-19 Tahun Depan

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 29 November 2020 - 17:54
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA Sebanyak 9,6 juta orang atau 30 persen dari populasi Malaysia diperkirakan akan divaksinasi COVID-19 tahun depan, kata Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Dia mencatat, pemerintah telah menandatangani dua kesepakatan untuk pengadaan vaksin COVID-19.

Selain perjanjian dengan Pfizer yang diumumkan pada hari Jumat, perdana menteri mengatakan Malaysia telah menandatangani perjanjian dengan fasilitas COVAX untuk mendapatkan cukup vaksin untuk 10 persen dari populasi negara itu.

Malaysia akan menerima pasokan vaksin secara bertahap mulai kuartal pertama 2021, katanya dalam pidatonya di sidang umum tahunan Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) yang diadakan hampir tahun ini sehubungan dengan COVID-19.

Muhyiddin, mengatakan dia yakin bahwa dengan akses ke vaksin ini dan upaya berkelanjutan untuk memutus rantai infeksi, Malaysia dapat mengendalikan wabah penyakit tersebut.

Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan negara-negara di kawasan untuk memerangi COVID-19 dan menghidupkan kembali perekonomian, serta memastikan akses yang adil terhadap vaksin.

Dalam pidatonya, Perdana Menteri menambahkan bahwa ia berharap anggaran 2021 yang disahkan pada tahap kebijakan pada hari Kamis, akan disahkan oleh Dewan Rakyat (majelis rendah) dan selanjutnya Dewan Negara untuk memastikan target penyaluran bantuan kepada kelompok yang terkena dampak. bisa tercapai.

Dia menambahkan, Malaysia akan mengadakan pemilihan umum ketika pandemi COVID-19 selesai.

“Insya Allah setelah COVID-19 selesai, kami akan menggelar pemilihan umum,” imbuhnya. "Kami akan mengembalikan mandat kepada rakyat dan menyerahkan kepada mereka untuk memilih pemerintahan mana yang mereka inginkan."

Malaysia pada hari Jumat mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk membeli 12,8 juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer, menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengumumkan kesepakatan dengan produsen obat AS tersebut setelah beberapa menyatakan keberatan atas perlunya penyimpanan ultra-dingin.

Muhyiddin mengatakan, Malaysia akan memprioritaskan kelompok berisiko tinggi, termasuk frontliner, lansia, serta mereka yang memiliki penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan diabetes.

Malaysia, yang akan mendistribusikan vaksin kepada rakyatnya secara gratis, menghadapi gelombang baru infeksi COVID-19 dengan kasus kumulatif meningkat lebih dari empat kali lipat sejak September menjadi lebih dari 63.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro