Virus corona ketika dicek dengan mikroskop/harvard.edu
Health

Waduh, Strain Virus Corona Baru di Inggris Lebih Mematikan

Mia Chitra Dinisari
Sabtu, 23 Januari 2021 - 09:31
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan ada beberapa bukti bahwa varian baru Inggris lebih mematikan.

Tetapi mereka menekankan bahwa bukti untuk ini masih sangat tidak pasti.

Varian ini, yang disebut B.1.1.7, pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris, pada September 2020 dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia. Varian ini lebih menular, dengan penelitian menemukan bahwa sekitar 50 hingga 70% lebih dapat ditularkan daripada jenis lain yang beredar luas.

"Selain menyebar lebih cepat, sekarang juga tampak bahwa ada beberapa bukti bahwa varian baru mungkin terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam konferensi pers, Jumat (22 Januari) dilansir dari Livescience.

Data tersebut berasal dari beberapa studi pendahuluan tentang tingkat kematian di antara orang-orang dengan varian baru dibandingkan dengan tingkat yang terkait dengan jenis lain.

Misalnya, satu studi dari The London School of Hygiene & Tropical Medicine mengamati 2.583 kematian di antara 1,2 juta orang yang dites virus corona di Inggris dan menemukan bahwa mereka yang memiliki varian baru itu sekitar 30% lebih mungkin meninggal dalam 28 hari. periode dibandingkan dengan mereka yang terinfeksi dengan jenis lain, menurut data yang diposting oleh pemerintah Inggris.

Untuk menempatkan peningkatan ini ke dalam konteks, Patrick Valance, kepala penasihat ilmiah Inggris, mengatakan dalam konferensi pers bahwa dalam populasi 1.000 orang berusia 60-an yang terinfeksi jenis lain, sekitar 10 orang diperkirakan akan meninggal, tetapi dengan varian baru, jumlah kematian akan meningkat menjadi 13 per 1.000.

Namun, kasus-kasus awal yang dianalisis mungkin tidak mewakili total populasi. Terlebih lagi, para pejabat melihat peningkatan kematian ini hanya ketika mereka melihat populasi yang lebih luas dari siapa pun yang dites positif terkena virus. Ketika mereka melihat hanya mereka yang dirawat di rumah sakit, mereka tidak melihat peningkatan mortalitas dengan varian baru. Namun, para pejabat mencatat bahwa jeda waktu antara rawat inap dan kematian bisa relatif lama, dan data tambahan dalam beberapa minggu mendatang akan membuat analisis mereka lebih pasti.

"Buktinya "belum kuat," kata Valance. "Ada banyak ketidakpastian seputar angka-angka ini, dan kami membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk mendapatkan penanganan yang tepat tentang ini."

Tetapi para pejabat menekankan bahwa semua bukti saat ini menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 efektif melawan varian virus baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro