Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 /ANTARA
Health

Pesan Dokter untuk Pemerintah Soal Vaksin Gotong Royong

Janlika Putri Indah Sari
Selasa, 2 Maret 2021 - 16:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 4.000 perusahaan dari sektor manufaktur, tekstil, logistik, perbankan, serta dari UMKM mendaftar vaksinasi gotong royong.

Vaksin gotong royong diberikan kepada karyawan suatu perusahaan secara gratis atau tanpa biaya.

Dokter Relawan Covid19, dr. Muhammad Fajri Adda mengatakan tujuan dari vaksinasi gotong royong ini memulihkan kesehatan imunitas masyarakat dengan upaya cakupan secepat mungkin, dan juga meminimalisir anggaran dana.

Untuk itu, ia mengharapkan pemerintah harus terus memonitoring rambu-rambu agar sampai ke tujuan.

"Saya setuju dengan vaksin gotong royong ini. Namun pemerintah harus terus memonitoring pada rencana vaksinasi yang akan di gratiskan. Kemudian informasi yang diberikan pada masyarakat harus diberikan secara jelas," kata Fajri secara virtual (2/3/21)

Menurut Fajrin, idealnya vaksin ini dibiayain oleh pemerintah. Hal tersebut untuk menghindari potensi pihak tidak bertanggung jawab untuk menjual belikan vaksin secara bebas.

Pentingnya cara mengkomuikasikan atau mensosialisasikan kepada masyarakat dengan memanfaatkan media menjadi langkah yang patut di ambil.

Saat ini, pemerintah tengah merancang harga vaksin untuk program vaksinasi gotong royong.

Vaksin yang digunakan tidak sama dengan vaksin pemerintah.

Ada lima pilihan vaksin yang nantinya bisa dijadikan pilihan bagi masyarakat yaitu vaksin Sinopharm, Moderna, Sputnik dan Johnson & Johnson.

Menanggapi kelima nama vaksin tersebut, Fajrin juga mengungkapkan sedang menunggu regulasi terkait karena masih manjadi barang yang baru dan belum dapat izin BPOM.

"Prosesnya masih sangat panjang. Yang kemarin itu baru regulasi untuk vaksin yang dikelola langsung oleh pemerintah belum yang swasta. Harapannya, untuk vaksin saat ini penyampaiannya bisa diterima baik pada masyarakat karena dari lima jenis vaksin tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda," tutup Fajrin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro