Mutasi virus corona B117/Istimewa
Health

Mutasi Virus, Ini Tanggapan Para Kartini Peneliti Vaksin Covid-19

Mutiara Nabila
Rabu, 21 April 2021 - 14:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Virus SARS CoV-2 sudah banyak bermutasi di seluruh dunia.

Tak sedikit masyarakat yang meragukan keampuhan vaksin yang saat ini sudah diedarkan dan disuntikkan.

Menurut para peneliti, vaksin yang ada dan beredar saat ini adalah vaksin yang terbaik dan sudah teruji aman.

Terkait dengan mutasi virus, peneliti dari Institut Teknologi Bandung Ernawati Arifin Giri Rachman menyampaikan paparannya.

Ia mengatakan jika mempelajari genom virus, mutasi yang terjadi pada virus tersebar, namun umumnya terjadi pada spike virus.

Sementara itu, pengembangan virus menggunakan Receptor Binding Domain (RBD) yang berada di bagian yang lebih dalam pada virus.

“Ada beberapa penelitian vaksin yang ada masih meng-cover sempurna, tidak berubah, tapi ada beberapa juga yang menunjukkan efikasi menurun,” kata Erna pada Dialog Interaktif Kemenristek/BRIN, Rabu (21/4/2021).

Erna menyebutkan, pada mutasi yang terjadi di Inggris vaksin yang ada masih cukup kuat melawan mutasi virus tersebut. Berbeda dengan mutasi di Afrika Selatan yang membuat efikasinya menurun.

“Nah, untuk strain lain yang kita khawatirkan ini ada kemungkinan nanti vaksinnya harus ditambah dengan cara booster dan lainnya. Peneliti dan WHO diskusi terus setiap pekan tentang varian,” ungkap Erna.

Tim Penelitian dan Pengembangan PT Bio Farma Neni Nurainy mengatakan bahwa peneliti sadar betul dengan kemungkinan vaksin tak mempan melawan mutasi virus.

“Itu kita aware, dan ada beberapa wacana modifikasi vaksin kalau-kalau efikasi di populasi menurun. Jadi kita para ilmuwan, WHO, regulator memikirkan itu. Tapi vaksin yang ada adalah vaksin yang terbaik dan bisa menjadi eliminasi dari virus ini,” ujar Neni.

Dia menegaskan walaupun saat ini sudah ada vaksin, para peneliti tidak boleh berhenti mengembangkan vaksin.

Erna kembali menegaskan bahwa para peneliti Vaksin Merah Putih sudah mulai mengembangkan vaksin dari virus yang sudah bermutasi.

“Kita mulai melihat mana yang nanti harus dikembangkan lagi. Karena tidak semua efikasi menurun, ada yang tidak apa-apa, tapi pengembangan vaksin tidak boleh berhenti,” sambung Erna.

Peneliti LBM Eijkman Retno Ayu Setya Utami mengatakan di Eijkman sudah mulai penelitian untuk strain yang bermutasi, tapi masih tahap awal.

“Jadi bagi masyarakat, kalau ada kesempatan [dapat vaksin] yang ada sekarang segera diambil duluan, karena ini kan situasinya darurat. Jadi yang tersedia adalah yang terbaik. Kalau ada akses dan kesempatan segera diambil,” kata Tami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro