Sejumlah penumpang sedang melakukan rapid test antigen di Stasiun Kereta Api Kertapati, Palembang, Selasa (12/1). istimewarn
Health

Tak Perlu Tes Antibodi Lagi Setelah Divaksin, Kenapa?

Rezha Hadyan
Sabtu, 22 Mei 2021 - 11:01
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tes antibodi bukanlah hal yang perlu dilakukan setelah proses vaksinasi selesai dilakukan.

Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Erlina Burhan menegaskan bahwa masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua tak perlu mengikuti tes antibodi.

“Tidak perlu, karena saat ini WHO [World Health Organization/WHO] belum merekomendasikan teknik yang bisa dipakai masyarakat untuk pemeriksaan antibodi. Pemeriksaan serologi di laboratorium medis komersial yang nggak bisa mendeteksi terbentuknya antibodi,” katanya Jumat (21/5/2021).

Lebih lanjut, menurutnya, hasil tes antibodi yang didapatkan dari laboratorium komersial tidak bisa sepenuhnya menggambarkan seberapa besar proteksi terhadap Covid-19. Adapun, untuk mengetahui proteksi tersebut diperlukan pemeriksaan neutralizing antibody yang biasanya dilakukan oleh laboratorium riset khusus.

"Setelah dicek antibodi, titernya ternyata nggak banyak malah jadi was-was sendiri. Padahal, itu sudah memberikan perlindungan [terhadap virus]," tutur Erlina.

Sebagai catatan, antibodi adalah protein pelawan infeksi, yang diproduksi sebagai respons terhadap virus. Ini membantu tubuh Anda mengingat paparan dan mengenali virus. Dengan vaksinasi bisa meningkatkan respons kekebalan dengan meniru infeksi atau memasang antibodi pencegahan.

Sesuai standar internasional, jumlah antibodi antara 10-1000 IU dianggap protektif. Para ahli mengatakan bahwa kekebalan yang didorong oleh vaksin dapat meningkat hingga 300 ketika seseorang diinokulasi.

Misalnya, mungkin ada orang yang terlindungi dengan baik tetapi memiliki komplikasi tertentu yang tidak membantu mereka membentuk antibodi yang diperlukan.

Itu juga bisa terjadi pada orang-orang sedang berjuang melawan infeksi. Produksi antibodi yang lebih rendah, meskipun jarang juga kadang-kadang dikaitkan dengan ketidakcocokan genetik dan kromosom.

Namun, itu tidak berarti vaksin tersebut mungkin tidak bekerja untuk Anda. Serupa halnya dengan mereka yang memiliki jumlah antibodi lebih tinggi.

Oleh karena itu, berapa pun hitungan yang Anda miliki, ketahuilah bahwa setiap orang akan sama-sama terlindungi dari virus.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rezha Hadyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro