Vaksinasi Covid-19 di Thailnad/ SCMP
Health

Vaksin China di Beberapa Negara Asia

Ni Luh Anggela
Senin, 19 Juli 2021 - 17:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Vaksin China telah memainkan peranan penting dalam memvaksinasi orang terhadap Covid-19 di seluruh Asia, dengan jutaan orang menerima suntikan Sinovac atau Sinopharm.

Kini, beberapa negara itu akan menggunakan vaksin lain sebagai vaksin kedua atau juga sebagai booster.
 
Melansir BBC, penduduk Thailand saat ini akan mendapatkan campuran Sinovac dan AstraZaneca. Kebijakan vaksinasi ini diumumkan pemerintah Thailand pada pekan lalu. Petugas kesehatan yang telah mendapatkan dua sunitkan Sinovac juga akan mendapatkan suntikan yang berbeda sebagai suntikan booster. 

Sementara itu, Indonesia memberikan suntikan booster Moderna kepada petugas kesehatan yang divaksin dengan Sinovac.

Sedangkan, Filipina dan Kamboja masih terus menggunakan vaksin China.

Thailand sendiri telah melaporkan rekor jumlah infeksi dan kematian yang tinggi, sementara Indonesia yang kini  menjadi episentrum baru Covid di Asia, telah mengalami kekurangan oksigen dan rumah sakit yang penuh sesak.
 
Namun, Menteri Pariwisata Indonesia Sandiaga Uno juga baru-baru ini mengatakan kepada BBC bahwa vaksin Sinovac "cukup efektif".
 
Dale Fisher, yang mengepalai Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengimbau dilakukan "penyelidikan menyeluruh".
 
Dalam uji klinis di seluruh dunia, vaksin virus yang tidak aktif dari Sinovac dan Sinopharm telah terbukti 50 persen hingga 79 persen efektif dalam mencegah infeksi Covid yang bergejala.
 
Tetapi mereka masih sangat efektif dalam mencegah rawat inap atau kematian Covid, penelitian menemukan suntikan  Sinovac adalah 100 persen efektif di Brasil dan 96 hingga 98 persen efektif di antara pekerja medis Indonesia.
 
Fakta bahwa masih banyak terobosan infeksi pada orang yang divaksinasi lengkap dapat disebabkan oleh beberapa faktor, kata ahli epidemiologi Profesor Benjamin Cowling, dari Universitas Hong Kong.
 
Salah satunya adalah bahwa vaksin apapun dapat berkurang kemanjurannya seiring waktu.
 
Hal ini bisa juga karena varian Delta yang lebih menular, yang telah terdeteksi pada 60 persen kasus baru-baru ini di Indonesia dan 26 persen kasus di ibu kota Thailand, Bangkok.

Studi pendahuluan telah menyarankan bahwa vaksin virus yang tidak aktif, seperti Sinopharm dan Sinovac, dapat menawarkan perlindungan 20 persen lebih sedikit terhadap varian Delta daripada terhadap virus asli, menurut Prof Cowling.
 
Tidak ada vaksin yang sepenuhnya efektif dalam mencegah infeksi Covid, katanya, dan meski vaksin China "tidak 100 persen efektif, mereka masih menyelamatkan banyak nyawa".

Para ahli menekankan bahwa infeksi terobosan tidak berarti vaksin tidak ada gunanya, karena vaksinasi membantu menghentikan orang dari sakit parah dengan Covid-19.
 
Juga belum ada laporan tentang terobosan infeksi di China, di mana lebih dari 630 juta telah mengambil setidaknya satu suntikan vaksin China. Tidak diketahui berapa banyak dari mereka yang divaksinasi lengkap.
 
Tetapi virus itu diperkirakan dikendalikan di China, yang melaporkan tingkat infeksi harian yang rendah dan telah bergerak cepat untuk membasmi wabah lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro