Bisnis.com,JAKARTA- Daerah-daerah di Pulau Jawa turut menjadi perhatian pemerintah dalam upaya menanggulangi stunting dikarenakan meski presentasi stuntingnya tidak tinggi, namun lantaran jumlah penduduknya besar sehingga jumlah kasusnya tergolong banyak.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa ada beberapa dareah yang memiliki angka stunting tinggi di Indonesia yakni NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Aceh, NTB, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
“Daerah-daerah ini masuk dalam lima besar tertinggi. Akan tetapi, daerah-daerah seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten juga patut diperhatikan,” ujarnya dalam acara dialog penanganan stunting Forum Merdeka Barat 9, Senin (4/4/2022).
Menurutnya, daerah-daerah di Pulau Jawa itu patut diperhatikan karena meski presentasi stuntingnya tidak tinggi lantaran jumlah penduduknya besar tetapi jumlah kasusnya tergolong banyak.
Dia mengatakan ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya angka stunting di suatu daerah mulai dari minimnya infrastruktur seperti saluran air bersih, dan jamban. Hal-hal semacam ini menyebabkan balita mudah terserang sakit dan kehilangan berat serta tinggi badan ideal.
Faktor lainnya adalah minimnya pemahaman mengenai gizi seimbang dari para orang tua. Karena itu, menurutnya, Pemerintah mengembangkan sistem informasi masif, serta sosialisasi mengenai gizi seimbang sehingga para orang tua bisa memahami hal tersebut dan menerapkan kepada anak-anaknya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang bertindak selaku pembicara kunci dalam dialog tersebut mengatakan bahwa di balik keberhasilan Indonesia menekan angka kemiskinan di bawah 10%, terdapat persoalan gizi kronis untuk anak dan ibu hamil seperti berat badan kurang, balita kurus dan stunting.
Pada 2018, prevalensi balita stunting mencapai 30,8% yang berarti 1 dari 3 anak mengalami kekurangan gizi dalam 1000 hari pertama kehiduapn. Padahal batas toleransi badan kesehatna dunia WHO, di bawah 20%.
“Kita menargetkan percepatan penurunan stunting dalam strategi nasional. Hasilnya kita sambut gembira, karena dalam survei status gizi Indonesia 2021 keberhasilan penurunan stunting dalam 3 tahun terakhir 30,8 persen pada 2018 menjadi 324,4 persen pada 2021. Target kita angka stunting ditekan hingga 14 persen pada 2024 yang diperkuat dengan Perpres 72/2021 tentang percepatan penurunan stunting, yang mendopsi strategi nasional dabn penguatan berbagai aspek,”
tuturnya.