Show

Bentara Budaya Jakarta pamerkan koleksi seni periode 1940-1960

Inria Zulfikar
Sabtu, 15 Januari 2011 - 09:35
Bagikan

JAKARTA: Bentara Budaya Jakarta (BBJ) akan memamerkan koleksi karya seninya dengan tema Seni Lukis Indonesia Periode 1940-1960 pada 21-30 Januari 2011.

Dirintis oleh salah satu pendiri kelompok Kompas Gramedia, PK Ojong,BBJ kini telah mengkoleksi sejumlah benda seni termasuk juga lukisan. Kian hari, jumlahnya terus bertambah hingga 600 lukisan.

Dalam pameran kali ini akan ditampilkan perkembangan seni lukis Indonesia periode 1940-1960. Periode ini merupakan generasi ketiga yaitu generasi yang kemunculannya dibarengi dengan surutnya pelukis-pelukis pemandangan masa kolonial Belanda yang muncul berselang lama dengan tampilnya pelukis Raden Saleh sebagai generasi pertama, demikian siaran pers Bentara Budaya Jakarta hari ini.

Walaupun dikelompokkan dalam periode 1940-1960, koleksi Bentara Budaya ini tidak dikerjakan oleh beberapa pelukis pada periode tersebut. Bahkan beberapa di antaranya diciptakan pada pemerintahan Orde Baru, sehingga beberapa karya mungkin tidak merefleksikan jiwa zaman itu.

Masa pendudukan Jepang sampai tahun 1960-an menjadi kurun waktu yang penuh dengan gejolak politik dan kekerasan. Diiringi eksperimen dan tafsir krusial beberapa faham seperti nasionalisme, sosialisme, dan universalisme berusaha mencari bentuk dalam tatanan negara, maupun dalam kehidupan sosiokultural masyarakat Indonesia.

Pada periode ini muncul sebuah kelompok Persagi yang menghimpun pelukis-pelukis Indonesia diketuai oleh Agus Djaya dan ditunjuk sebagai sekretaris S. Sudjojono, anak didik Taman Siswa. Munculnya kelompok Persagi pada masa Jepang menyuarakan visi nasionalisme dan kerakyatan dengan mengolah tema-tema keluarga, istri, anak, potret diri, empati kemanusiaan dan penderitaan rakyat atau juga penindasan oleh tentara Jepang yang menjadi tema pokok lukisan.

Aktivitas pelukis terakumulasi lewat sanggar-sanggar sekitar tahun 1950-1960-an, walaupun sebagai lembaga tidak formal, peran sanggar kala itu sangat bermakna dan menyejarah. Beberapa sanggar berafiliasi pada partai politik tertentu namun juga ada yang netral tanpa dipengaruhi oleh faham politik yang kian memanas.

Koleksi Bentara Budaya yang bertarikh era ini diwakili pelukis-pelukis jempolan seperti Affandi, Soedibio, Sudarso, S Sudjojono, Gambiranom. Selain mereka juga ditampilkan karya-karya Subanto, RJ Katamsi, Sudjono Abdullah, Hendro Djasmoro, Harijadi S, Agus Djaya, Hendra Gunawan, Trubus Sudarsono, Basuki Resobowo, Basoeki Abdullah.

Penulis : Inria Zulfikar
Editor : Mursito
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro