Entertainment

FILM INDONESIA: Sutradara berbakat raih beasiswa ke Australia

News Editor
Sabtu, 29 Desember 2012 - 21:43
Bagikan

JAKARTA: Sutradara film Indonesia Dwi Sujanti Nugraheni dari Yogyakarta dan Chairun Nissa dari Jakarta akan bertolak ke Australia pada Maret 2013 sebagai pemenang perdana beasiswa John Darling Fellowship.

Program beasiswa ini diadakan sebagai kenangan atas sutradara film dokumenter Australia John Darling guna mendukung generasi baru sutradara film dokumenter Indonesia.

Dwi Sujanti Nugraheni dan Chairun Nissa  akan terbang ke Australia pada Maret 2013 untuk mengikuti kursus intensif pasca-sarjana selama 2 minggu dengan tema  “Berpikir dengan Kamera Video” di Universitas Nasional Australia di Canberra. Mereka juga akan menjalani pelatihan dalam pemasaran dan distribusi film, dan prinsip-prinsip serta praktek arsip film.

Istri John Darling, Sara Darling, mendirikan beasiswa dengan dukungan sebuah komite, Herb Feith Foundation dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

“Ini merupakan kesempatan langka untuk membantu sutradara film dan dokumenter muda guna meningkatkan keterampilan mereka. Kursus ini akan focus pada gagasan dan konsep baru dalam pembuatan film, namun juga memberi pengetahuan praktis, pengalaman dan keterampilan khusus yang bernilai,” ujar Sara, Sabtu (29/12).

“Hidup John difokuskan pada pembelajaran dan pengajaran, sehingga beasiswa yang mendukung sutradara muda Indonesia merupakan cara yang luar biasa untuk menghormati karya sepanjang hidupnya.”

Dwi Sujanti Nugraheni adalah direktur Festival Film Dokumenter Yogyakarta dan manajer program Masyarakat Dokumenter Indonesia. Dwi telah menyutradarai 2 film dokumenter dan dua lagi dalam proses produksi.

Chairun Nissa adalah lulusan Institut Kesenian Jakarta dan telah membuat sejumlah film pendek dan dokumenter, termasuk satu yang ditayangkan di beberapa festival internasional. Nissa tertarik untuk menggabungkan genre fiksi dan dokumenter, khususnya dalam kaitan dengan pemahaman lintas-budaya.

John Darling tinggal di Bali selama bertahun-tahun. Film-filmnya telah ditayangkan di berbagai belahan dunia dan di televisi. Sembilan film dokumenternya tentang Indonesia termasuk Lempad of Bali (1978), Bali Hash (1985) dan seri Bali Tryptych 1987 (Between the Mountain and the Sea, The Path of the Soul dan Demons and Deities), serta Below the Wind (1994).

Film dokumenter Darling yang terakhir, The Healing of Bali (2003), dibuat selama 12 bulan setelah serangan bom Bali 2002 dan diproduksi bersama dengan istrinya Sara. (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Herry Suhendra
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro