Bisnis.com, JAKARTA–Prospek industri pariwisata di Kawasan Indonesia Timur diperkirakan akan semakin menggeliat dalam kurun 3 tahun ke depan seiring dengan peningkatan infrastruktur dan konektivitas yang terus dipercepat oleh pemerintah melalui program MP3EI.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menargetkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke daerah Indonesia Timur, di luar Bali akan meningkat hingga 50% pada 2016 hingga 2018 mendatang.
Bila rata-rata jumlah kunjungan wisman ke KIT tahun lalu diperkirakan sekitar 1 juta, dengan harapan perekonomian nasional tumbuh 8% didukung peningkatan konektivitas dan infrastruktur, maka pertumbuhan kunjungan wisman ke Indonesia diprediksi akan double digit per tahun.
“Kami perkirakan dalam 3 tahun hingga 5 tahun ke depan, jumlah wisman yang berkunjung ke KIT bisa mencapai sekitar 1,5 juta, bertumbuh 50% dari 2013 yang jumlah kunjungan wismannya sekitar 1 juta. Sebab, selama ini yang menjadi kendala pariwisata di wilayah Timur itu ialah infrastruktur dan konektivitas, dengan percepatan ini, otomatis pariwisatanya pun ikut berkembang,” ujar Mari di sela seminar Membangun Konektivitas Pulau-Pulau di Indonesia Timur untuk Pengembangan Pariwisata, Rabu (26/3/2014).
Target ini bukanlah suatu hal yang mustahil melihat perkembangan jumlah wisman yang sangat signifikan ke NTB sejak ditetapkan sebagai wilayah koridor V MP3EI yang berpeluang sebagai gerbang dan tujuan pariwisata kelas dunia.
Apalagi sejak dipindahkannya bandara dari Selaparang ke Bandara Internasional Lombok pada 2011 jumlah penumpang dan penerbangan dari dan menuju Lombok meningkat pesat. Tahun lalu, jumlah penumpang mencapai 2,2 juta orang terdiri dari 1,08 juta melalui jalur domestik, dan 79.000 untuk kunjungan wisman dengan pertumbuhan masing-masing 17,31% dan 193,98% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Begitu pula dengan adanya perbaikan bandara di NTT tepatnya di Labuan Bajo dalam rangka Sail Komodo telah mendongkrak kunjungan wisman. Saat ini, sedang dibahas peningkatan kapasitas bandara di Kupang, dan dipelajari hub kedua di Flores sehingga dapat menghubungkan berbagai daerah di Flores dan Sumba. Pemerintah pun sedang gencar-gencarnya mempercepat konektivitas dan pengembangan infrastruktur di wilayah Papua dan Maluku yang memiliki keindahan destinasi wisata.
“Dengan adanya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah yang berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk konektivitas, akan mendorong kunjungan turis dan investasi di daerah tersebut,” tuturnya