Bisnis.com, MALANG - Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata Indonesia Jawa Timur (Asita Jatim) memprediksi kunjungan wisatawan mancanegara ke gunung Bromo pada 2015 mendatang bakal turun.
Nanik Sutaningtyas, Sekretaris Asita Jatim, mengatakan turunnya kunjungan tersebut sangat dipengaruhi oleh penaikan tarif masuk ke Bromo yang mencapai hingga 400% utamanya pada waktu week end dari Rp75.000 per lembar menjadi Rp317.000 per lembar.
“Secara pasti berapa penurunannya memang belum bisa kita kalkulasikan, namun kalau melihat banyaknya agenda wisatawan mancanegara melalui biro perjalanan yang cancel, maka bakal menjadi sinyal yang serius pada 2015 mendatang,” kata Nanik, Selasa (16/9/2014).
Menurutnya wisatawan asing lebih memilih cancel setelah mengetahui jika tarif masuk ke Bromo melonjak tajam. Sedangkan bagi pengelola biro perjalanan yang sudah terlanjur melakukan kontrak, terpaksa harus nomboki.
Pemilik agen perjalanan tidak bisa berbuat banyak, karena kontrak dilakukan jauh hari sebelum tarif mulai diberlakukan naik oleh pemerintah. Karena kontrak berlangsung dalam durasi setahun, maka agen perjalanan tidak bisa berbuat banyak selain harus menanggung kerugian.
“Sebagian besar wisatawan asing yang datang terkaget-kaget setelah mengetahui tarif naik secara drastis. Mereka mengira kenaikan tersebut menyusul adanya perbaikan infrastruktur atau fasilitas,” jelas dia.
Namun setelah tahu jika tarif naik karena peraturan yang dibuat pemerintah, wisatawan asing menyatakan keheranannya. Apalagi setelah tahu jika fasilitas yang ada tidak ada peningkatan.
Kondisi jalan tidak mengalami perubahan. Bahkan WC umum kondisinya juga tidak kondusif. Sehingga dengan keadaan seperti itu sementara tarif masuk sedemikian mahal, membuat turis asing akan kapok. Belum lagi banyaknya kotoran kuda.
“Yang kami kuatirkan, mereka akan mengalihkan destinasi wisatanya ke negara tetangga seperti Singapura, Vietnam, atau Thailand. Karena mereka tahu jika biaya ke sana juga relatif murah,” ujarnya.
Selain itu obyek wisata lain seperti kawasan Ijen juga bakal mengalami penaikan tiket seperti Bromo. Informasi yang diterima Asita tarif masuk naik dari Rp50.000 menjadi Rp150.000 per lembar.
Jika hal itu terealisasi maka biaya masuk ke Bromo dan Ijen akan tinggi. Sementara Bromo dan Ijen tidak hanya milik Jatim saja, melainkan Indonesia dan banyak dikenal di luar negeri. “Dengan kondisi seperti saat ini kita harus pandai-pandai menginformasikan seputar penaikan tarif tersebut ke wisatawan mancanegara,” tambah dia.