Bisnis.com, JAKARTA-- Pembicaraan tentang perceraian, akan membuat kita berpikir pada masalah rumah tangga dan sekelumit masalah cinta antara suami istri yang tidak menemukan jalan keluar. Tapi, tahukah Anda, jika perceraian dapat menimbulkan bahaya untuk kesehatan.
Gelisah
Perpisahan suatu pasangan karena perceraian, dapat meningkatkan kadar kecemasan. Menurut seorang psikoterapis di Benerly Hills, Fran Walfish, mengatakan sesaat setelah bercerai, masing-masing pribadi akan cenderung merasakan gelisah tentang kehidupannya di masa depan.
Keadaan gelisah akan semakin meningkat, apabila perceraian terjadi saat suatu pasangan telah memiliki anak. Sering kali akan muncul kecemasan mengenai biaya kehidupan sang anak, karena setelah bercerai, Anda harus hidup tanpa pendamping. Artinya, tidak ada teman hidup untuk mendiskusikan sekolah anak dan bagaimana membiayai perkembangan anak.
Kondisi psikologi yang dirundung kegelisahan, lambat laun akan membuat kesehatan Anda memburuk, karena dikejar oleh rasa cemas setiap waktu.
Sindrom Metabolik dan Berat Badan
Sebagian orang yang bercerai akan berupaya mengobati kekecewaan dengan mengonsumsi makanan-makanan yang dirasa dapat memberi efek bahagia atau santai, seperti cokelat atau makanan favorit lainnya.
Kekecewaan terhadap pernikahan yang kandas, membuat seseorang cenderung tidak memiliki kontrol pada asupan makanannya. Ketika seperti itu, sindrom metabolik akan mudah menyerang. Kategori penyakit yang masuk sebagai sindrom metabolik, yaitu tekanan darah tinggi, kelebihan lemak perut, peningkatan kadar gula darah, dan kolesterol tinggi.
Namun, terkadang ada juga orang yang mengalami perceraian justru kehilangan selera makan, karena menanggung rasa kecewa terlalu dalam. Keadaan ini lebih memprihatinkan, karena akan membuat tubuh semakin kurus dan tampak tidak terawat.
Depresi
Psikoterapis di Beverly Hills, Fran Walfish mengatakan,”Banyak orang yang merasa gagal setelah pernikahannya hancur.”
Menurut Walfish, kehidupan rumah tangga memiliki kontribusi besar untuk keadaan psikologi seseorang. Orang yang tidak siap secara mental menghadapi perceraian, akan kehilangan rasa percaya diri dan akhirnya depresi. Hal ini dilatarbelakangi, karena muncul perasaan tidak berguna dalam hidupnya.
Penyakit Kardiovaskular
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Marriage and Family menemukan, wanita yang mengalami perceraian akan berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan pria. Hal ini disebabkan, karena keadaan stres membuat jantung wanita bekerja secara kurang baik.
Profesor Sosiologi di Universitas Texas di Austin berkata,”Sebagian besar wanita mengalami periode stres dan sering mengalami kesulitan dalam hal keuangan. Tidak jarang, kondisi stres karena perceraian membuat wanita cenderung lebih lama melajang daripada laki-laki.”
Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat di sini artinya, orang yang mengalami perceraian akan cenderung mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang untuk mengatasi rasa kesepian, gelisah, dan depresi mereka.
Direktur program pernikahan dan terapi keluarga di Utah State University, Dave Robinson, Ph.D, menjelaskan, pria berpeluang lebih besar untuk penyalahgunaan zat tersebut, karena tingkat ketidakpedulian pria pada kesehatan lebih tinggi dibandingkan wanita.
“Pria lebih mungkin untuk bersikap tidak acuh terhadap dampak buruk karena perceraian mereka,” jelas Robinson.
Susah Tidur
Menurut penelitian dari National Sleep Foundation, orang yang merasa depresi karena perceraian akan berpeluang besar mengalami insomnia atau susah tidur. Kesulitan tidur nyenyak ini akan membuat kesehatan seseorang lambat laun memburuk.
Health