Bisnis.com, PROBOLINGGO— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo menyediakan 100 ribu masker guna menghadapi atau mengantisipasi siklus erupsi 5 tahunan Gunung Bromo.
"Kami sediakan 2 ribu kotak masker, masing-masing kotak berisi 50 masker," kata Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo di kantornya akhir pekan lalu.
Dwijoko mengatakan belajar dari pengalaman ketika terjadi erupsi lima tahun yang menyemburkan abu dan pasir, maka masker menjadi salah satu yang diperlukan. Karena itu, kata Dwijoko, BPBD telah menyediakan masker dan siap untuk dibagikan dalam situasi-situasi tertentu.
Dwijoko mengatakan status aktivitas Gunung Bromo saat ini masih tetap di level waspada. Status ini bertahan sejak lima tahun lalu ketika Bromo mengalami erupsi. Ketika erupsi lima tahun lalu, status Bromo sempat naik ke siaga hingga sekitar dua bulan. Namun, Badan Vulkanologi kemudian menurunkan lagi ke level waspada.
Latihan
Pada Maret ini, kata Dwijoko, BPBD juga akan menggelar pelatihan terhadap lebih dari seratus relawan bencana Kabupaten Probolinggo.
"Relawan akan diberikan pelatihan terkait penanggulangan bencana," kata Dwijoko.
Selain itu, dalam waktu dekat ini akan digelar juga rapat koordinasi yang salah satunya juga mengantisipasi siklus lima tahunan erupsi.
Dihubungi terpisah, Kepala Pengelolaan Wilayah I, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sarmin mengatakan tahun ini memang masuk siklus erupsi lima tahunan Gunung Bromo.
"Gunung Bromo masih seperti biasanya. Kawahnya masih mengeluarkan asap putih tipis," kata Sarmin, Senin (2/3/2015).
Terkait dengan kunjungan wisatawan, Sarmin mengatakan sebulan terakhir ini rata-rata setiap harinya sekitar 500 wisatawan.
"Ini berdasarkan tiga pintu masuk," kata Sarmin.
Ada tiga titik lokasi yang menjadi favorit wisatawan di Bromo, yakni Penanjakan, Pasir Berbisik, serta Kawah Bromo.
