Bisnis.com, SURABAYA — Pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) meminta pengujung wisata alam Gunung Bromo agar waspada terhadap permainan tarif angkutan kendaraan khusus menuju area Gunung Bromo dan Bukit Penanjakan.
Pasalnya, kendaraan khusus atau mobil hardtop atau jeep yang umumnya digunakan untuk menuju area gunung itu dikelola oleh paguyuban atau masyarakat sekitar Bromo Tengger. Kendaraan yang disiapkan oleh paguyuban tersebut hanya berjumlah 800 unit.
Sementara, setiap unit bisa untuk mengangkut sekitar tujuh orang. Apabila, jumlah kunjungan meningkat, kerap kali pengelola mobil Jeep tersebut harus melakukan antar jemput atau dua kali mengangkut rombongan pengunjung yang berbeda, bahkan dengan harga yang lebih mahal.
"Hal ini menjadi warning, karena biasanya tarif sewa angkutan Jeep bisa lebih mahal dari biasanya yang hanya sekitar Rp600.000/unit untuk keliling di Bukit Penanjakan, pasir berbisik, dan bukit teletubis," ujar Kepala TNBTS Ayu Dewi Utari kepada Bisnis, Sabtu (18/7/2015).
Dia menambahkan, tarif wahana mobil Jeep tersebutlah yang selama ini menjadi keluhan pengujung yang menganggap bahwa wisata Bromo adalah wisata alam paling mahal.
Selain itu, lanjut Ayu, biasanya pengunjung juga enggan untuk bergabung dengan rombongan pengunjung lain dalam satu kendaraan. Padahal, bergabung dengan rombongan lain tersebut bisa dilakukan untuk menekan biaya sewa Jeep.
"Memang untuk kendaraan ini cukup mahal, apalagi kemarin harga bahan bakar minyak juga naik.”