Ilustrasi/Govloop
Fashion

Masyarakat Indonesia Harus Lebih Banyak Menulis

Ipak Ayu H Nurcaya
Minggu, 22 November 2015 - 14:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan data Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) hingga tahun ini tercatat 1.317 penerbit yang terdaftar, di antaranya 94% tercatat sebagai penerbit aktif. Keseluruhan penerbit adalah penerbit swasta dan hanya satu penerbit yang tercatat sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yaitu Balai Pustaka.

Sedangkan untuk jumlah ada kurang lebih 30.000 judul buku yang diterbitkan setiap tahun di Indonesia. Angka ini dihimpun dari judul yang terdaftar dalam catatan resmi toko buku dan juga pengajuan ISBN di Perpusnas

“Angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain, tidak usah negara yang maju tetangga saja seperti India, Jepang apalagi Cina,” kata salah satu penggagas asosiasi penulis buku di Indonesia, Roy Sembel saat Kopi Darat Akbar Penulis di IPMI International Business School pekan ini.

Roy menambahkan banyak hal yang menjadikan kegiatan menulis buku jauh dari masyarakat Indonesia. Salah satunya yakni budaya pendidikan satu arah yang masih terjadi hingga saat ini. Hal ini menjadikan masyarakat menjadi manusia yang kurang interaktif dan kreatif.

Padahal, lanjut Roy masyarakat dapat menuangkan ilmu dan segala yang dimilikinya termasuk ide-ide baru dalam bidang apapun dalam bentuk buku. Lebih luas manfaat banyaknya masyarakat yang menulis buku adalah meningkatnya perekonomian negara.

Tercatat 125 penulis dari berbagai daerah seperti Gorontalo, Surabaya, Semarang, Makassar, Bali, Jabodetabek, dan lainnya berkumpul dalam Kopi Darat Akbar tersebut. Hasilnya, mereka akan membuat sebuah asosiasi yang diharapkan dapat mendorong masyarakat lebih aktif menulis.

“Selain itu, kami juga akan memperjuangkan hak-hak penulis dan yang terkait dengan posisi tawar keberadaan mereka seperti royalti dan akses untuk mengembangkan karyanya di dalam negeri maupun ke luar negeri,” ujar Roy.

Para penulis yang tergabung dalam asosiasi ini juga diharapkan dapat memotivasi masyarakat lain dalam membuat buku sesuai bidang yang dimiliki.

Senada dengannya Deputi Bidang Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif Hari Santosa Sungkari mengatakan jika Indonesia memiliki lebih banyak penulis buku, bangsa ini tentu akan lebih cerdas dan maju.

Tugas penulis bukan hanya menuangkan ide atau ilmunya tetapi juga memotivasi masyarakat disekitarnya untuk turut menulis. Hari mengharapkan asosiasi ini kelak membuat sebuah gebrakan yang nyata dalam masa depan penulisan buku di Indonesia.

“Tidak boleh lupa juga dengan zaman digital hari ini. Penulis sekarang tidak hanya dituntut untuk bisa membuat buku tetapi juga memahami segmen pasar dan manajemen pemasarannya baik melalui dunia nyata dan maya,” kata Hari.

Dia menambahkan dunia digital sekarang juga tidak terbatas pada pembuatan e-Book saja. Bahkan penulis bisa berkreasi menuangkan isi buku dalam bentuk game atau film.

Selebihnya penulis juga harus turut aktif dalam pameran buku yang rutin diselenggarakan badan penerbitan atau yang lainnya. Jika belum bisa bukunya dipamerkan setidaknya tetap hadir untuk mempelajari apa kekurangan buku sehingga pada pameran selanjutnya dapat turut serta.

“Hingga saat ini ekonomi kreatif mampu menyumbang Rp 716 triliun atau setara 7,06 persen total produk domestik bruto (PDB) dan membuka lapangan kerja untuk 12 juta orang. Pada 2014, mengalami kenaikan sebesar 5,81 persen," ujar Hari.

Jika bidang penulisan dan penerbitan buku terus meningkat diharapkan dapat membantu target pencapaian PDB sebanyak 12% pada 2019 nanti.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro