Bisnis.com, JAKARTA - Ketika ingin melancong, selain mempersiapkan biaya, dokumen perjalanan, dan akomodasi lainnya, penting juga untuk menetapkan ekspektasi Anda terhadap destinasi wisatanya.
Salah satu ekspektasi pelancong tentang suatu negara adalah terkait kebersihannya. Untuk membantu para pelancong, Eagle Dumpster Rental menganalisis tempat-tempat wisata terpopuler di seluruh dunia dan praktik pengelolaan limbah, persepsi kebersihan publik, serta produksi limbah per kapita.
Mereka menggunakan fakta dan angka dari basis data kualitas hidup Numbeo, basis data pengelolaan limbah padat Atlas D-Waste, dan sumber daya khusus kota untuk laporannya. Kemudian, mereka memberi setiap destinasi "Skor Kebersihan Jalan".
"Kebersihan jalan memiliki dampak signifikan terhadap pengalaman pengunjung," ungkap Brian McDaid, pakar daur ulang di Eagle Dumpster Rental, dilansir Travel + Leisure, Kamis (17/4/2025).
Pasalnya, selain ketidaknyamanan yang nyata, jalanan yang kotor dapat menimbulkan risiko kesehatan dan mengurangi keindahan destinasi wisata.
Setelah melihat semua informasi, negara-kota Singapura dinobatkan sebagai kota terbersih di dunia.
Kota Singa itu memperoleh posisi teratas berkat ketidakpuasan minimal terhadap pembuangan sampah dari penduduk kota dan fakta bahwa kota itu menghasilkan jumlah sampah yang cukup sedikit, hanya 320 kg per kapita setiap tahunnya.
“Penegakan hukum kebersihan yang ketat di Singapura, dikombinasikan dengan teknologi pengelolaan limbah yang canggih, menciptakan ruang publik yang bersih secara nyata,” kata McDaid.
Pendekatan komprehensif Singapura mencakup edukasi publik, denda yang besar untuk membuang sampah sembarangan, dan sistem pengumpulan yang efisien.
Di posisi kedua adalah Copenhagen, di mana penduduknya juga melaporkan ketidakpuasan yang rendah terhadap layanan sampah.
"Copenhagen telah memelopori pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Fokus mereka pada prinsip ekonomi sirkular dan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi telah menciptakan jalan yang tampak lebih bersih dan penduduk yang lebih puas," ungkap McDaid.
Melengkapi tiga kota terbersih teratas adalah Praha. Ibu kota Republik Ceko ini berada di posisi ketiga berkat kebersihan yang dilaporkan sendiri dan produksi sampah yang sangat rendah, hanya 306 kg sampah per orang per tahun.
Adapun pelanggar terburuk, menjadi kota paling kotor nomor satu dalam daftar itu jatuh ke tangan Roma, dengan penduduk di sana yang melaporkan sendiri rasa frustrasi mereka terhadap pengelolaan sampah, para pengunjung juga sering mengeluh tentang sampah.
Kota itu juga menghasilkan jumlah sampah per orang yang cukup tinggi, yakni 650 kg sampah per orang per tahun.
"Jalan-jalan bersejarah Roma mengalami krisis sampah moderen. Infrastruktur kuno kota itu tidak dirancang untuk menampung volume sampah moderen, sehingga menimbulkan tantangan bagi penduduk dan wisatawan," kata McDaid.
Namun, ada banyak hal yang dapat dipelajari Roma dari kota-kota teratas dalam daftar itu untuk meningkatkan pengelolaan sampah bagi wisatawan dan penduduk.
"Kota-kota terbersih menunjukkan bahwa sistem pengelolaan sampah yang efektif, pendidikan publik, dan infrastruktur yang tepat dapat menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih menyenangkan bagi semua orang, baik yang berkunjung untuk satu hari atau tinggal seumur hidup," imbuh McDaid.