Obesitas/Bisnis-Yayus Yuswoprihanto
Health

Anda Obesitas? Waspada Kelebihan Lemak pada Hati

Tisyrin Naufalty Tsani
Minggu, 20 Desember 2015 - 05:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kegemukan atau obesitas dapat menimbulkan adanya kelebihan lemak pada organ hati. Dalam dunia kesehatan, kondisi tersebut dikenal dengan istilah perlemakan hati atau fatty liver. Kondisi perlemakan hati ini bisa saja tidak memicu bahaya, tetapi pada kasus-kasus tertentu, perlemakan hati dapat berujung pada kanker hati.

Sebuah data dari Asia Pasific Working Party on NAFLD 2006 memperlihatkan prevalensi perlemakan hati di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lainnya, yaitu mencapai 30%. Negara lain seperti Singapura hanya mencapai 5%, China 5%-18%, Malaysia 17%, Jepang 9%-30%, dan Korea 18%.

Perlemakan hati yang berkembang bersama peradangan, dapat membuat hati mengeras atau terjadi sirosis hati. Sirosis ini kemudian dapat berkembang menjadi kanker hati maupun gagal hati. Kedua kondisi itu akan membuat penderitanya harus mendapatkan cangkok hati atau bahkan  meninggal dunia.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi L. A. Lesmana, penyebab kanker hati yang lebih banyak dikenal adalah adanya infeksi hepatitis B maupun C. “Perlemakan hati bisa menjadi penyebab kanker hati selain hepatitis B dan hepatitis C,” katanya.

Dia menyebutkan mereka yang mengalami perlemakan hati biasanya bertubuh gemuk. Bahkan, dari data hasil medical checkup di Rumah Sakit Medistra pada 2013 yang mencakup 1.054 pasien, ditemukan bahwa pada pasien yang terkena perlemakan hati juga memiliki hipertensi serta kadar gula darah tinggi.

Pada mulanya, perlemakan hati tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Menurutnya, kebanyakan pasien, baru mengetahui organ hati miliknya kelebihan lemak setelah melakukan medical checkup.

Infeksi hepatitis B dan hepatitis C pada orang yang mengalami perlemakan hati dapat mempercepat terjadinya kegagalan hati atau kanker hati. Yang perlu diingat, meskipun seseorang yang mengalami perlemakan hati tidak terinfeksi hepatitis B atau C, orang tersebut tetap berpotensi mengalami kanker hati.

MENJALANI DIET

Untuk mengatasi perlemakan hati, cara pertama yang dapat dilakukan adalah melalui modifikasi gaya hidup. Mereka yang mengalami perlemakan hati dapat menjalani diet rendah karbohidrat dan lemak. Caranya dengan menghindari atau mengurangi makanan dan minuman yang banyak mengandung gula seperti minuman bersoda, minuman kemasan yang memiiki rasa manis, serta nasi.

Pada dasarnya sumber energi tidak hanya dari nasi saja, karena itu bagi mereka yang mengalami perlemakan hati dapat mengonsumsi sumber energi lainnya. “Minum sebaiknya air putih saja,” katanya.

Dengan menjalani diet semacam itu, berat badan akan menurun sehingga dapat mengatasi perlemakan hati. Selain itu, perlemakan hati juga dapat diatasi dengan meningkatkan aktivitas fisik, olah raga rutin, dan konsumsi makanan sehat.

Apabila perlemakan hati juga disertai sindrom metabolik seperti diabetes mellitus dan hipertensi, untuk menanganinya perlu diberi obat serta menjalani pemeriksaan berkala. Pemeriksaan dilakukan dengan Ultrasound, Computerized Tomography Sscanner (CT scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI), tujuannya untuk mengetahui apakah terdapat kelainan seperti sirosis hati atau tidak.

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (20/12/2015)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro