Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan aktifitas Gunung Bromo yang berlangsung sejak November pada tahun ini secara langsung berimbas terhadap penurunan kunjungan wisata ke kawasan tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tercatat bahwa pada Oktober 2015, jumlah wisatawan mancanegara ke Gunung Bromo mencapai 1.150 orang dan wisatawan domestik mencapai 3.723 orang.
Jumlah tersebut turun pada November, dengan kunjungan wisman menjadi 815 orang serta domestik sebanyak 2.680 orang. Penurunan semakin parah pada Desember, dengan kunjungan wisman hanya mencapai 272 orang dan wisatawan domestic sebanyak 620 orang.
Data tersebut menunjukkan adanya penurunan hingga 81,47% wisatawan hanya dalam dua bulan saja. Padahal bulan-bulan tersebut seharusnya merupakan puncak kunjungan wisata dalam 1 tahun.
“Banyak pelaku usaha mengeluhkan, yang seharusnya pada akhir tahun kunjungannya meningkat karena timing-nya juga pas, libur sekolah. Biasanya kunjungannya banyak, dan okupansinya tinggi. Karena ada berita erupsi dan lain sebagainya, banyak yang membatalkan. Ini sangat disayangkan,” kata Ketua Badan Pimpinan Cabang Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaludin.
Selama November – Desember banyak wisatawan yang membatalkan rencana kunjungannya ke Bromo, meskipun mereka sudah melakukan pemesanan sebelumnya. Digdoyo mengatakan ada pembatalan sekitar 50% sepanjang periode tersebut.
Akibatnya, tingkat hunian baik homestay maupun hotel turun hingga hanya menyisakan 10% saja. Penurunan jumlah wisatawan juga berdampak bagi pelaku usaha lainnya yaitu jasa Jeep, dan penyewaan kuda. Setidaknya di kawasan tersebut terdapat 128 pengusaha homestay, 14 hotel, 490 Jeep, serta 150 penyewaan kuda.