Bisnis.com, JAKARTA - Bagaimana jadinya jika kain-kain khas Nusantara diolah oleh tangan kreatif perancang luar negeri menjadi sebuah material sandang yang bergaya modis dan modern? Hal itulah yang ditawarkan oleh desainer kenamaan asal Jepang, Suzuki Takayuki.
Berkolaborasi dengan perancang lokal Michelle Tjokrosaputro, Suzukiyang merupakan pemilik label Ikkunamemperkenalkan koleksi bertemaTime and Harmony, Aging and Consonance yang menggabungkan unsur tradisional Indonesia dengan desain dinamis.
Michelle sendiri bukanlah nama baru di dunia fesyen Indonesia. Karya-karyanya terkenal dengan modifikasi bahan kain batik Nusantara ke dalam berbagai busana kontemporer di bawah label ready to wear Bateeq.
Kolaborasi Suzuki dan Michelle tersebut sempat mencuri perhatian di arena runway Jakarta Fashion Week 2016 beberapa waktu lalu, karena merupakan bagian dari upaya promosi Negeri Sakura untuk menembus pasar fesyen Tanah Air.
Sebagaimana tema yang mereka usung, pasangan desainer itu memfokuskan koleksinya pada kreasi batik sebagai material utama dengan kombinasi bahan lain, yang terkesan ringan dan flowy. Bagaimanapun, unsur batik tidak terlalu ditonjolkan dan hanya sebagai aksen.
Suzuki mengakui karya-karyanya itu sangat terilhami oleh kekayaan budaya Indonesia, serta selera pasar lokal yang tengah digandrungi saat ini.
Terdapat total 30 busana dalam koleksi tersebut, yang mana 11 di antaranya menggunakan unsur batik berwarna kebiruan. Menurut Suzuki, motif yang digunakan a.l.sekar kamulyan, rangrang,dan kesatrian.
Ketiganya memiliki corak yang unik dan kental akan nuansa tradisional, tapi tetap pas untuk dikombinasikan dengan material dan desain busana yang lebih modern, jelasnya.
Rancangan-rancangan Suzuki didominasi oleh potongan simple, seperti strap dress dan gaun rufflea simetris yang memiliki kesan berkibar saat dikenakan. Dia banyak bermain pada warna-warna aman seperti, putih, hitam, krem, dan biru lembut.
Sementara itu, aksen batik tradisional Indonesia disematkan pada aplikasi rok, gaun midi, syal tipis, serta blus ringan dengan loose fitting. Keseluruhan rancangan Suzuki dan Michelle didominasi oleh gaya minimalis, feminin, dan kasual.
Michelle menjelaskan unsur minimalisa laJepang dengan sentuhan batik kebiruan itu juga dapat diaplikasikan ke dalam busana tertutup (modest wear), agar dapat dinikmati oleh lebih banyak konsumen Indonesia.
Koleksi Suzuki sangat luar biasa mahal di Jepang. Namun, karena kami ingin koleksi ini bisa diterima masyarakat Indonesia, dia khusus merancang busana dengan harga yang lebih terjangkau agar dapat diluncurkan ke pasaran pada tahun depan, ungkapnya.