Maksimal 2 Jam di Pantai Tiga Warna
Dari dia jugalah saya mengetahui bahwa di Pantai Tiga Warna, setiap pengunjung hanya diperbolehkan menikmati keindahannya maksimum 2 jam. Dia juga menyarankan untuk menikmati keindahan bawah laut Pantai Tiga Warna.
Tak terasa, kami tiba juga di Pantai Tiga Warna. Takjub, tentu saja. Pasir putih menghampar di sela-sela kerasnya batu karang membuat keanggunan dan keperkasaan rasanya menyatu.
Gradasi warna akibat perbedaan kedalaman air laut rupanya menjadi asal muasal disebut Pantai Tiga Warna. Iya, gradasi warna jernih, hijau toska, dan biru, tampak nyata dengan mata telanjang.
Tak hanya di permukaan, di bawah arinya pun masih menyimpan pesona yang sayang dilewatkan. Bersenorkeling dengan menyewa goggles dan fin Rp15.000 per orang, dapat menikmati bermain air bersama ikan dan terumbu karang.
Jangan lupa, abadikan dengan kamera underwater biar eksis. Tenang saja, pihak pengelola menjaga kebersihan Pantai Tiga Warna, sehingga bebas dari sampah-sampah anorganik yang mengurangi keindahan alami pantai ini.
Puas bermain-main di Pantai Tiga Warna, Pak Yadi mengajak untuk berkeliling. Tidak hanya Pantai Tiga Warna, kawasan ini ternyata memiliki enam pantai lainnya, yakni Pantai Clungup,Teluk Asmoro, Pantai Gatra, Pantai Savana, Pantai Mini dan Pantai Batu Pecah.
Meski tak boleh menginap di Pantai Tiga Warna, pihak pengelola memperbolehkan pengunjung untuk mendirikan tenda di Pantai Gatra. Tak kalah indah, dari Pantai Gatra juga dapat menikmati hamparan pasir putih dengan pemandangan matahari terbenam nan elok.
Bila ingin berkemah, pengelola menyewakan tenda berkapasitas 5 orang seharga Rp25.000 per malam dengan biaya sewa camp-area Rp25.000 per tenda. Tetapi, perbekalan harus mencukupi lantaran di kawasan ini tidak ada warung dan penjual makanan.
Jika Anda ingin menikmati keindahan laut dan kesunyian, Pantai Tiga Warna dapat menjadi pilihan yang menarik.