Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kehilangan alat pemantau Gunung Bromo yang dipasang di lautan pasir, untuk mengawasi aktivitas gunung api tersebut.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, mengatakan, PVMBG kehilangan peralatan pemantauan aktivitas Gunung Bromo, di saat aktivitas vulkanik gunung tersebut masih relatif tinggi.
“Beberapa alat yang hilang, adalah blogger tiltmeter ts4200, POE, Switch Hub 8, port regular solar panel, moxa serial to utp converter, logger gas sensor CO2, antena broadband, dan DC to DC converter. Peralatan itu ada dalam satu box beton 1,5X2 meter dalam keadaan terkunci dan dilindungi pagar,” katanya, Jumat (7/10/2016).
Sutopo menuturkan, saat ini Kepala PVMBG telah melaporkan kehilangan tersebut kepada Kepala BNPB, Gubernur Jawa Timur, dan Bupati Probolinggo.
Menurutnya, kejadian serupa memang kerap terjadi di beberapa daerah. Sejumlah alat pendeteksi bencana, seperti alat pendeteksi banjir, longsor, tsunami, dan aktivitas vulkanik gunung api sempat hilang.
“Pencurian, pengrusakan, menjadi masalah tersendiri dalam pengelolaan peringatan dini bencana. Hal itu juga masih harus ditambah dengan terbatasnya biaya untuk pemeliharaan dan pemutakhiran peralatan,” ujarnya.
Hingga kini, aktivitas vulkanik Gunung Bromo masih cukup tinggi. Berdasarkan pemantauan dari pos pengamatan gunung api (PGA) Bromo Pada Jumat pagi diketahui masih ada asap kawah berwarna putih kelabu kehilangan dengan tekanan sedang.
PVMBG merekomendasikan masyarakat sekitar Gunung Bromo, dan pengunjung, wisatawan, serta pendaki tidak diperbolehkan masuk ke dalam kawasan dengan radius 2,5 kilometer dari kawah aktif.