Fashion

TIPS PUASA: Menata Rumah Agar Nyaman Selama Ramadan

Dika Irawan
Sabtu, 3 Juni 2017 - 09:21
Bagikan

Tak terasa kita sudah bertemu lagi dengan Ramadan, bulan suci bagi umat Islam. Rasanya akan semakin afdol jika kita juga tata rumah untuk menyambut kedatangan bulan penuh barokah ini. Harapannya dengan rumah yang bersih dan rapih, ibadah puasa kita bersama keluarga berjalan khusyuk.

Desainer Interior Agam Riadi memiliki sejumlah catatan soal penantaan rumah untuk menyambut bulan puasa ini. Agam mengatakan, Ramadan merupakan bulan penuh ibadah sehingga penataan rumah harus sebisa mungkin dapat mendukung kegiatan tersebut.

Terkait hal itu maka penghuni harus mempersiapkan ruang khusus untuk salat. Sebab saat Ramadan intensitas ibadah seseorang cenderung akan meningkat dibanding hari biasanya.

“Saat salat biasanya kita ada tradisi berjamaah. Apalagi kalau ada tamu penghuni bisa mengajaknya untuk salat berjamaah. Jadi disiapkan [penataan rumahnya itu sesuai] dengan nilai-nilai religi yang ada,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (2/6/2017).

Selain salat berjamaah, umumnya masyarakat Indonesia biasa menggelar buka puasa bersama dengan keluarga atau mengajak kerabat-kerabatnya. Untuk itu penghuni rumah mesti juga menyediakan area khusus untuk berbuka puasa. Agam menyarankan area makan tersebut sebaiknya dibuat lesehan cukup dengan digelar karpet saja.

 “Makan sambil duduk di bawah [lantai] sudah jadi kebiasaan masyarakat. Kalau bisa pada bulan puasa ini kita tampilkan budaya khas Indonesia,” ujarnya.

Agar semakin memudahkan tradisi buka puasa sambil lesehan itu, tutur Agam, maka furnitur-furniturnya sebaiknya yang praktis sehingga dapat diatur atau dipindahkan ketika hendak menggelar buka puasa bersama. Selain itu dia juga menganjurkan supaya lebih ke-Indonesiaan usai mengadakan buka puasa, penghuni dapat memberikan bingkisan besek kepada para tamu.

“Sesudah buka puasa bersama, kalau bisa kita beri bingkisan kepada kerabat-kerabat pakai besek seperti orang pulang kenduri,” ujarnya.

Di samping menyiapkan area makan dan salat, yang tak boleh diabaikan adalah soal kebersihan. Agam menuturkan penghuni mesti senantiasa menjaga kebersihan rumahnya. Mulai dari kebersihan kamar mandi, tempat salat, area makan, dan dapur. Rumah yang bersih akan memberi ketenangan bagi orang yang tinggal di dalamnya.

“Selain memberikan kenyamanan bagi penghuni, para tamu yang datang juga akan merasa nyaman dan betah,” ujarnya.

Untuk tambahan aksesoris rumah, disarankan oleh Agam baiknya menghadirkan rangkaian bunga di beberapa sudut ruangan sehingga memberikan kesan lebih asri. Sedangkan untuk warna hunian bisa juga mencoba penggunaan warna putih dan hijau. Lewat nuansa tersebut penataan rumah bisa sekaligus untuk menyambut Idul Fitri. Tambahan lainnya, penghuni bisa menampilkan hiasan-hiasan kaligrafi di area dinding agar memunculkan kesan keislaman pada hunian.

“Mengenai menambah nuansa keislaman beberapa dinding kosong dapat diberi hiasan kaligrafi khususnya di area salat,” ujarnya.

TRADISI

Saat Ramadan tiba, nuanasa Timur Tengah begitu kental dan mendominasi di mana-mana. Hal tersebut terlihat dari pusat-pusat perbelanjaan yang menghadirkan dekorasi-dekorasi ala Timur Tengah lengkap dengan replika-replika masjid dan unta di dalamnya. Padahal bisa ditampilkan dekorasi khas Islam Jawa seperti replika masjid berarsitektur Jawa atau beduk.

Tak menutup kemungkinan, para penghuni pun ikut menghadirkan dekorasi-dekorasi gaya Timur Tengah di dalam rumahnya. Di tengah latah gaya Timur Tengah ketika Ramadan, Agam mengingatkan, Indonesia sejatinya memiliki juga tradisi keislaman sendiri. Tradisi yang bercorak pada gaya kebudayaan Nusantara.

“Kita punya tradisi keislaman sendiri, tidak harus tiba-tiba berubah jadi gaya Maroko ketika bulan Puasa. Pikirkan sesuatu yang kreatif khas Indonesia. Sehingga Ramadan ini sesuai dengan spirit menjaga keutuhan NKRI,” tuturnya.

Jika ingin memunculkan nuansa tradisi keindonesiaan di dalam hunian maka dapat diaplikasikan pada beberapa elemen interior. Misalnya, meja makan menggunakan taplak bercorak batik. Atau hiasannya menggunakan janur khas Indonesia. Namun menurut Agam, penghuni dapat menyiasati hal tersebut dengan caranya sendiri disesuaikan dengan selera masing-masing.

“Intinya munculkan lah sesuatu yang khas Indonesia. Kita harus bangga dengan tradisi sendiri,” pungkasnya. 

Penulis : Dika Irawan
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro