Bisnis.com, JAKARTA – Menyajikan secangkir teh ternyata memiliki teknik tersendiri dalam proses penyeduhannya. Salah satu yang unik adalah Khungfu Cha, seni menyeduh teh tradisional asal China.
Seorang master teh, Suwarni Widjaja suatu ketika mendemonstrasikan Khungfu Cha. Teh yang digunakan adalah teh pu erh, salah satu teh kualitas premiun yang berasal dari China. Disediakan pula air panas dan sejumlah peralatan untuk menyeduh teh di hadapannya.
“Persiapan pertama dalam menyajikan teh adalah menyediakan seperangkat alat, baik teh, air, maupun cangkir atau teko,” ujarnya.
Pertama-tama, masukkan daun teh ke dalam teko, dilanjutkan dengan memasukkan air panas secukupnya dengan perlahan mengitari teko. Tunggu sekitar 20—30 detik dengan suhu air sekitar 80o. Tuangkan teh pada cangkir.
Uniknya, teh yang telah dituangkan pada cangkir ini digunakan untuk memandikan teko. Fungsinya agak suhu dalam dan luar teko tidak berbeda. Ini merupakan seduhan pertama dan tidak masuk dalam hitungan yang dikonsumsi.
Suwarni menceritakan bahwa seduhan yang paling enak adalah seduhan kedua, ketiga, dan keempat. Pasalnya, daun teh sudah merekah kala itu sehingga mengeluarkan semua yang ada di dalam daun teh. Sementara seduhan yang pertama kurang enak karena kelopak masih melingkar alias belum benar-benar mekar.
Tahapan selanjutnya, tuang teh pada gelas kecil, dari gelas kecil ini dituangkan lagi ke gelas kecil lainnya. Gelas yang telah terkena teh tersebut dicium. Gunanya agar lebih konsentrasi dan intens, di sinilah proses teh semakin diresapi. Lalu teh dalam gelas diminum. Tahan teh di mulut untuk menikmatinya dalam beberapa detik, lalu telan.
Cara penyeduhan teh ini merupakan kebudayaan di China atau disebut dengan Chinese Tea, negara asal kelahiran teh pertama kali di dunia.
Jika dibandingkan dengan budaya minum teh di Jepang, Chinese Tea ini dianggap lebih familiar dimana para penikmatnya bisa saling berbicara. Sementara Japanese Tea sifatnya lebih perorangan dan tidak bisa familiar untuk berbicara.