Relationship

Kartini Abad Digital : Lulusan Sekolah Seni yang Mendirikan Startup

Reni Lestari
Sabtu, 20 April 2019 - 17:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Anita Yustisia, Co-Founder dan Chief Creative Officer (CCO) PT Assemblr Teknologi Indonesia (Assemblr) bercerita tentang latar belakang pendidikan dan bidang yang dia geluti saat ini.

Anita yang lulusan S2 Seni Rupa ITB, bersama dua mantan rekan kerjanya, Hasbi Asyadiq dan Risnandar, mendirikan Assemblr, startup di bidang augmented reality yang berbasis di Bandung, pada awal 2018.

Pengalaman selama bertahun-tahun di sebuah perusahaan augmented reality menumbuhkan kecintaannya pada industri ini.

Assemblr sendiri merupakan sebuah platform dan aplikasi digital yang memungkinkan penggunanya membuat sendiri karya augemented reality sekaligus menampilkannya. Anita mengatakan, jika di perusahaan sebelumnya penggunaan augmented reality hanya terbatas pada hal-hal tertentu, melalui Assemblr dia ingin menjadikan media ini dipakai untuk segala kebutuhan visualisasi ide.

Setelah lebih dari satu tahun berjalan, Assemblr sudah diunduh oleh 1,5 juta pengguna, 500 ribu diantaranya telah teregistrasi dengan total karya yang dihasilkan sebanyak 950 ribu. Saat ini pihaknya tengah mendekati sekolah-sekolah untuk menggunakan augmented reality sebagai media pembelajaran.

"Kemarin kami berhasil bekerja sama dengan sekolah-sekolah, ada 200 sekolah di Priangan Timur [Bandung]. Jadi mereka menggunakan Assembler tanpa kami memungut biaya," ujarnya.

Sebagai perempuan di industri digital, Anita mengaku tidak menemukan batasan-batasan untuk mengembangkan diri.

Bahkan menurutnya, sejak bekerja sebagai ilustrator di perusahaan sebelumnya pun, dia justru mendapat dorongan dari rekan kerjanya untuk terus belajar.

Namun Anita menekankan pentingnya sikap terbuka dan tidak pernah lelah belajar. Hal itu menjadi kunci penting baginya sebagai co-founder sebuah startup terutama karena latar belakang pendidikannya yang berbeda.

Dia melanjutkan, orang-orang di balik Assemblr merupakan tim kecil yang terdiri atas 20 orang, 14 orang diantaranya adalah laki-laki. Ke depan Anita berniat menambah proporsi perempuan di perusahaannya.

Anita mengatakan, untuk dapat berkiprah di industri digital yang masih didominasi laki-laki, hal pertama yang harus dimiliki setiap perempuan adalah kepercayaan diri, bahwa secara kemampuan tidak ada yang membedakannya dari lawan jenis.

Selanjutnya, meski tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi, sikap terbuka akan hal-hal baru adalah apa yang menjadikannya di posisi yang saat ini.

"Walaupn saya tidak punya layar belakang tech, yang namanya informasi sudah ada dimana-dimana. Jadi saya tetap terus belajar hal baru, jangan takut belajar baru. Karena kalau stay di comfort zone, kita tidak akan mengalami hal yang ada di luar sana," ujar Anita.

Penulis : Reni Lestari
Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro