Tenaga medis menggunakan pakaian pelindung khusus saat merawat pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, di Wuhan, Provinsi Hubei, China Senin(27/1/ 2020). China Daily via Reuters
Health

Curhat Tenaga Medis Saat Merawat Pasien Virus Corona

Newswire
Kamis, 2 April 2020 - 22:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Berjuang merawat pasien dengan penyakit menular dan mematikan menjadi kewajiban petugas tenaga medis. Bahkan, petugas medis harus menahan haus hingga buang air besar selama berjam-jam.

Bertugas di ruang isolasi membutuhkan pengamanan dan perlindungan diri yang ketat. Tentunya, tidak bisa sembarangan membuka alat pelindung diri (APD).

Seorang tenaga medis yang bertugas merawat pasien virus Corona (Covid-19) di ruang isolasi RSUD Marsidi Judono Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkali-kali harus menahan haus. Dia tidak bisa minum, karena menggunakan baju APD yang lengkap.

"Ya, memang benar itu kami tidak makan dan tidak minum selama empat jam bahkan mau kencing pun susah," kata salah seorang perawat pasien positif virus Corona (Covid-19) RSUD Marsidi Judono Belitung, Juliana di Tanjung Pandan, Kamis (2/4/2020).

Menurutnya, untuk mengantisipasi rasa haus dan lapar biasanya akan makan dan minum terlebih dahulu sebelum jadwal bertugas merawat pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut.

"Saya makan dan minum biasanya sebelum jadwal tugas karena nanti empat jam di ruangan itu tidak boleh keluar sampai pergantian jadwal teman lain karena APD nya ini digunakan untuk sekali pakai," ujarnya.

Sedangkan waktu kerja merawat pasien virus Corona adalah empat jam dan akan dilakukan secara bergantian dengan rekan sesama perawat lainnya.

Dia mengungkapkan selain menahan lapar dan haus, tantangan lainnya ketika merawat pasien COVID-19 adalah menggunakan baju APD yang cukup berat dan berlapis sehingga harus penuh ketelitian dan kehati-hatian ketika menggunakannya.

"Karena menggunakan baju APD harus berhati-hati benar karena memakainya saja berat dan panas dan biasanya kalau kita pakai baju biasa kan lebih enak memakainya," katanya.

Ia sempat cemas ketika harus merawat dan berhadapan dengan pasien COVID-19, tetapi rasa itu mampu dikalahkan karena ini adalah bagian dari tugas dan tanggung jawab.

"Rasa cemas ada karena kami punya keluarga di rumah. Tetapi ini namanya tugas dan kami sudah disumpah siap ditempatkan di mana saja jadi kami terima," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Marsidi Judono Belitung, Ety Hastuti mengatakan para tenaga medis memiliki risiko paling tinggi terpapar Covid-19 karena mereka berada di garda terdepan dan berhadapan langsung dengan pasien.

Ety mengatakan sebelum kontak dengan pasien, kawan-kawan perawat harus sehat dulu kemudian mereka mengikuti anjuran sesuai prosedur yang telah ditetapkan."Misalnya dalam pemakaian APD," katanya.

Kemudian, para tenaga medis juga diharapkan menggunakan APD harus sesuai aturan dan urutan karena jika ada yang salah urutannya maka akan menimbulkan infeksi silang.

"Yang terpenting bagi kawan-kawan perawat ini adalah dukungan, jangan dikucilkan karena banyak stigma tenaga medis dijauhi, dikucilkan, bahkan dirundung," ujarnya

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro