Karir/hpc-asia.karir.com
Fashion

Ragam Kondisi Karyawan Saat Covid-19

Desyinta Nuraini
Rabu, 5 Agustus 2020 - 19:43
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Founder dan CEO Personal Growth, Ratih Ibrahim mengaku mendapat temuan menarik saat membuka konseling gratis selama pandemi Covid-19.

Saat kabar virus ini mencuat, banyak karyawan yang panik dan mengalami gangguan kesehatan mental. Belum lagi galau karena dipaksa masuk ke dalam mekanisme hidup yang baru, yakni bekerja dari rumah.

Rutinitas harian pun berubah, yang tadinya bangun pagi dan bersiap ke kantor, kini banyak karyawan yang bangun lebih siang karena mereka tidak perlu bersiap diri. 

Berdasarkan hasil rekapitulasi konseling employee assistance program (EAP) yang dilakukan Personal Growth pada periode 2019 hingga Juni 2020, diketahui bahwa isu yang paling banyak dibahas dalam konseling yakni isu terkait pekerjaan dan lingkungan kerja. Di posisi kedua, adalah isu tentang kesehatan mental. 

Dalam isu pekerjaan dan lingkungan kerja, hal-hal yang menjadi kekhawatiran karyawan di dunia kerja berkaitan dengan beban dan tanggung jawab pekerjaan yang berat, khawatir dengan performa pekerjaan yang tidak sesuai ekspektasi atasan, dan masalah dalam menjalin relasi dengan rekan kerja dan/atau atasan.

Sementara terkait isu kesehatan mental, permasalahan yang berhubungan dengan masalah psikologis yang dialami karyawan, seperti kecemasan, depresi, kesulitan meregulasi emosi, hingga kesulitan tidur. 

"Responnya bisa sangat beragam. Ada yang pertamanya panik, takut, sampai pasrah, yang penting saya kerja. Seiring waktu, ada yang makin panik, ada yang kebanyakan ngeluh," jelas Ratih yang memimpin perusahaan layanan psikologi itu.

Menjadi menggelitik kata Ratih ketika ada yang mengeluh bosan bekerja dari rumah dan rindu bekerja di kantor. Ada pula sebaliknya yang iri melihat karyawan lain kerja dari rumah di masa seperti ini.

Hal tersebut pun terjadi di kantor Ratih. Semula dia membebaskan karyawan untuk memilih dan membuat kesepakatan terkait siapa yang bekerja di rumah, atau harus ke kantor. Namun hasilnya justru kembali mengundang keluhan. Akhirnya Ratih meminta karyawan untuk tetap bekerja di kantor dalam beberapa waktu, dengan pengaturan bergilir yang diserahkan penjadwalannya sesuai keinginan karyawan.

"Kita bicara tentang mainset. Mainset dalam memaknai apa yang kita punya. Fenomenanya yang sering terjadi, we don't apreciate what we have. Orang maunya apa yang ga dia punya," tegas psikolog itu.

Menurut Ratih, semua kembali kepada kesadaran karyawan. Covid-19 berdampak bagi semua segi kehidupan, termasuk ekonomi yang berpengaruh terhadap sisi finansial perusahaan dan karyawan.

Karyawan harus peduli untuk menjaga ketahanan perusahaan. Entah harus bekerja dari rumah atau di kantor dengan situasi yang berubah drastis, produktivitas harus tetap dijaga. 

"Ayo realistis, kita hadapi, terima, supaya makin lama, makin stay, perusahaan makin tumbuh, perusahaan palingan nggak tekor. 

Kalau seluruh karyawan punya mentalitas demikian, perusahaan bisa sustainable," sebutnya.

Jika perusahaan mampu bertahan di tengah pandemi ini, tentu  dampaknya juga bisa dirasakan  karyawan, termasuk tidak adanya pemutusan kerja. 

Ratih berpendapat sebagai karyawan, lebih baik jangan terlalu banyak mengeluh dan menuntut walaupun bekerja dari jarak jauh. Tidak perlu menuntut tambahan fasilitas misal internet karena belum tentu juga hal itu mampu menunjang produktivitas. 

"Kalau bilang harus sediaan, perusahaan nggak punya budget gimana? Pertimbangan, kebijakan di setiap perusahaan nggak bisa digeneralisasi," tambahnya.

Tentu, mayoritas perusahaan saat ini tengah mengetatkan ikat pinggang dan ngos-ngosan untuk menjaga nafas. Tak sedikit direksi tertekan dengan kondisi seperti ini, apalagi ketika mereka harus merumahkan karyawan. 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro