Ilustrasi tampilan aplikasi PeduliLindungi di ponsel. /Bisnis-Rio Sandy Pradana
Health

3 Penentu Aplikasi Pedulilindungi akan Sukses Kelola dan Cegah Penyebaran Kasus Covid

Jessica Gabriela Soehandoko
Kamis, 16 September 2021 - 18:42
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini, muncul kabar mengagetkan dimana lebih dari 3.000 orang positif covid berkeliaran dan berusaha masuk mal.

Hal itu terdeteksi dari aplikasi pedulilindungi yang menjadi syarat pengunjung masuk ke mal di masa PPKM level.

Kondisi ini tentu membuat tanda tanya mengapa mereka yang positif masih bisa berkeliaran bukan melakukan isolasi mandiri.

Lantas, bagaimana aplikasi tersebut bisa mendeteksi siapa saja yang positif covid?

Menurut ahli patologi klinis Tonang Dwi Ardyanto, alat itu hanya mengatakan catatan tes yang pernah kita jalani. Datanya di basis-data PeduliLindungi.

"Asalnya dari laporan ke New All Record (NAR). Jadi setiap kali ada tes covid SEHARUSNYA semua dilaporkan ke NAR. Ditambah juga laporan data pelaksanaan isolasi mandiri dari faskes. ditambah data pemberian vaksinasi dari aplikasi P-Care. Dari data-data itulah kemudian dijadikan dasar keputusan soal "merah-hijau" nya status boleh mengakses fasilitas umum seperti mall," paparnya dikutip dari akun facebooknya.

Jadi mereka yang terdeteksi statusnya merah saat melakukan scan barcode di pintu masuk mall adalah yang sudah terlapor ke aplikasi tersebut. 

Dia menjelaskan, ada 3 hal penentu aplikasi itu penting dan bagus untuk mengelola pergerakan, pembatasan dan penyebaran kasus.

Pertama, disiplin lab melaporkan semua hasil pemeriksaan ke NAR. Juga laporan tentang isolasi mandiiri dari Faskes. Juga disiplin warga melakukan tes dan isolasi.

Kedua. Kedisiplinan dari pengelola Fasum untuk melakukan pengecekan. Bila data siap, tapi tidak di cek, tentu tidak sesuai harapan.

Ketiga, kemudahan akses ke aplikasi. Beberapa mengeluhkan tentang keharusan memiliki HP dan aplikasi PedLin. Saya kepikiran, pakai saja KTP dengan basis NIK, karena toh aplikasi PedLin juga berbasis NIK (data ke NAR pun berbasis NIK). Nanti dari pihak Fasum yang mengakses data ke PedLin berbasis NIK tersebut.

"Tadi pagi saya coba bertanya ke pakar soal e-KTP ini. Ternyata beliau bermurah hati menuliskannya di blog. Matur nuwun sanget Mas. Hanya memang masih ada catatan: kalau hanya menggunakan scanner biasa, maka tidak bisa memastikan apakah data yang tertangkap scanner itu sama dengan data yang tersimpan dalam chip e-KTP nya. Untuk bisa memastikannya, diperlukan alat reader khusus," tambahnya..

Ke depan, lanjutnya, sepertinya berarti bisa juga digunakan untuk proses verifikasi kepesertaan JKN di Faskes yang juga berbasis NIK kemudian dihubungkan dengan nomor kepesertaan JKN.

Yang menarik, menurut Tonang, adalah kasus juga sudah sekitar 4 pekan terakhir terus menurun. Bahkan sepekan terakhir sangat menurun. Bahwa masih ada disebut-sebut 3.000an orang positif covid yang terdeteksi hendak masuk ke mal, tentu menarik.

"Bila yang 3 ribu adalah yang "terlapor ke NAR dan hendak masuk ke mall", berapa kita berani yakin, bahwa benar-benar hanya 3 ribu itu yang positif di masyarakat?" tutupnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro