Gen Z @ Work: How the Next Generation Is Transforming the Workplace
Penulis : David Stillman, Jonah Stillman
Penerbit : Harper Collins
Tebal : 320 halaman (hard cover)
Cetakan : Pertama, 2017
ISBN-10 : 006-247-544-4
ISBAN-13 : 978-006-247-544-2
Mungkin Anda pernah mendengar atau membaca tentang keluhan perusahaan atas perilaku pegawai dari kalangan generasi kekinian. Atau, mungkin Anda pernah mendengar celetukan, “Anak zaman sekarang hobinya kok sedikit-sedikit resign.”
Bisa jadi ‘anak zaman sekarang’ yang dimaksud adalah para generasi Z alias Gen Z. Ada juga yang menyebut mereka sebagai generasi post-millennials atau iGeneration. Mereka adalah generasi yang lahir pada 1995 hingga 2012.
Gen Z adalah generasi yang tumbuh menjadi dewasa ketika zaman internet telah matang dan peradaban manusia telah sangat tergantung pada penggunaan teknologi, media sosial, dan aplikasi berbasis telepon selular pintar.
Dikarenakan peradaban yang menaungi proses tumbuh kembang mereka, Gen Z yang mendominasi 25% populasi Amerika Serikat itu memiliki pandangan yang sangat berbeda dibandingkan para pendahulunya, seperti baby boomers, Gen X, dan millennials.
Salah satu ciri khas yang paling dominan dari mereka adalah tingkat kemakmuran dan pendidikan yang cenderung lebih mumpuni dibandingkan generasi pendahulunya. Karakteristik lainnya adalah mereka cenderung lebih ingin menjadi ‘bos bagi diri sendiri’.
Itulah mengapa banyak Gen Z yang kurang suka bekerja menjadi pegawai dan mengikuti orang lain. Hal tersebut menjelaskan mengapa banyak dari mereka yang tidak bertahan lama pada satu pekerjaan.
Para pemimpin perusahaan perlu memahami mengapa generasi baru ini berbeda dengan pendahulunya dan bagaimana kehadiran mereka akan sangat memengaruhi dunia kerja secara global dalam waktu dekat
Untuk memahami seperti apa pola pikir dan perilaku Gen Z di dunia kerja, Anda bisa membaca buku Gen Z @ Work yang ditulis pakar generasi David Stillman; yang juga penulis buku laris When Generations Collide dan The M-Factor.
Menariknya, kali ini dia berkolaborasi dengan anaknya yang masih berusia 17 tahun, Jonah Stillman, untuk memberikan pengantar dan pendekatan yang lebih menyeluruh tentang perilaku Gen Z di dunia kerja.
“Para pemimpin perusahaan perlu memahami mengapa generasi baru ini berbeda dengan pendahulunya dan bagaimana kehadiran mereka akan sangat memengaruhi dunia kerja secara global dalam waktu dekat,” paparnya.
Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah; banyak orang yang salah kaprah mengkategorikan Gen Z sebagai generasi millennials. Padahal, perbedaan kedua generasi tersebut teramat sangat radikal.
Generasi Z adalah penduduk dunia yang memiliki perspektif sangat unik terhadap karier dan bagaimana menuju kesuksesan. Itulah mengapa sikap mereka di lingkungan kerja seringkali terlihat berbeda.
Untuk alasan itulah, buku ini menarik dibaca bagi para perusahaan yang hendak merekrut lulusan baru dari Gen Z. Buku ini akan membuat pembaca lebih paham tentang apa motivasi generasi Z, serta bagaimana merekrut, memotivasi, mempertahankan, dan mengelola mereka.
Semua itu menjadi penting, sekali lagi, karena generasi Z tidak lama lagi akan menjadi dominator dunia. Jadi, jika Anda tidak bersiap-siap menghadapi mereka dan menyesuaikan diri dengan perkembangan generasi baru ini; jangan kaget jika perusahaan Anda akan tertinggal.