Bisnis.com, JAKARTA - Perempuan mandiri secara ekonomi dianggap memiliki daya resistensi terhadap ancaman kekerasan di dalam keluarga.
Fitria Villa Sahara dari Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), yayasan yang berfokus pada pendampingan perempuan mengatakan, meski tidak linier tetapi hal itu sedikit banyak dapat meminimalisir ancaman kekerasan terhadapnya. Dalam hal ini, ketika perempuan dalam keluarga mandiri secara ekonomi, misalnya, memiliki penghasilan dari usahanya, maka dia memiliki pengaruh cukup kuat dalam pengambilan keputusan.Dengan begitu, ada daya tawar yang dimilikinya.
"Perlu ada penguatan yang membuat perempuan kuat secara ekonomi dan kuat dalam pengambilan keputusan," ujarnya dalam diskusi bertajuk Ketahanan Ekonomi Perempuan di Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, Jumat (26/1/2018).
Dalam kesempatan yang sama, Eko Novi Ariyanti, Asisten Deputi Kesetaraan Gender Bidang Ekonomi, Kementerian PP dan PA mengatakan, kemandirian perempuan secara ekonomi juga dapat mencegah kekerasan. Misalnya, ketika mereka mereka mandiri maka dapat bersama-sama mengontrol perekonomian keluarganya bersama-sama kepala keluarga. Sehingga tidak terlalu membebani salah satu pihak.
"Salah satu cara untuk meningkatkan hal itu dengan penguatan industri rumahan. Sebab dalam industri ini perempuan cukup banyak terlibat. Jadi ekonomi adalah salah satu pintu masuk untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan," katanya.