Show

Menyatu dengan kuda

Steffi Novita Purba
Sabtu, 5 Februari 2011 - 03:15
Bagikan

Olla Ramlan memiliki cara tersendiri untuk menjaga kebugaran dan kelangsingan tubuhnya salah satunya adalah dengan olahraga berkuda. Awal kegemaran perempuan dengan nama lengkap Fabiolla Ramlan pada olahraga itu bermula saat dia iseng menemani seorang teman yang tengah latihan berkuda. Penasaran dengan keasyikan temannya mengendalikan kuda, Olla pun ikut mencoba hingga akhirnya jatuh cinta dengan olahraga itu. Sekarang, Olla telah memiliki seekor kuda yang diberi nama Gumarang. " Kudanya hitam dan gagah, Gumarang selalu setia menemani."Baginya, saat yang paling menyenangkan adalah ketika mengendalikan jalannya kuda karena dibutuhkan chemistry antara si penunggang dengan kuda yang ditungganginya. "Tidak mudah menjalin chemistry antara penunggang dengan kudanya."Olla mengaku tidak memiliki jadwal rutin untuk melakukan hobinya ini. Namun dia selalu meluangkan waktu untuk berkuda dalam seminggu. Untuk perawatan mengurus Gumarang, Olla mempercayakan kepada orang yang bisa merawatnya.Selain Olla, penyuka olahraga berkuda lainnya adalah Firina Arifin wanita berusia 27 tahun ini begitu bersemangat ketika menunggangi kuda bernama Jaka milik salah satu owner di Pulomas Stable.Menurutnya olahraga berkuda bukan merupakan olahraga yang asing bagi dirinya karena dari kecil sudah menyukai hewan itu. Rina menekankan meski olahraga itu cenderung maskulin tidak menghalanginya untuk terus berlatih.Dalam satu minggu Rina menyempatkan diri 1-2 kali untuk latihan berkuda. Biaya yang dikeluarkannya sebesar Rp250.000, untuk sekali pertemuan. Biaya tersebut sudah termasuk dengan sewa kuda serta si pelatih khususnya."Untuk biaya berkuda memang tergolong mahal, tapi karena saya menyenangi olahraga ini ketimbang olahraga lainnya jadi tidak masalah" tuturnya.Otot pinggangRina pun mengaku selain dapat melatih seluruh tubuhnya olahraga berkuda pun memiliki segudang manfaat. Salah satu yang dirasakan bagi kesehatannya yakni dapat menguatkan Otot tubuh bagian pinggang. Hal ini dijelaskannya karena berkuda mendominasi gerakkan pinggang, sehingga pinggang menjadi kuat.Besarnya minat masyarakat terhadap olahraga berkuda mendorong munculnya sekolah yang memberikan pelatihan salah satunya adalah sekolah berkuda Pulo Mas Horse Owner Club (PHOC).Pada awalnya, klub ini hanya menawarkan jasa penyewaan kandang bagi pemilik kuda yang ingin menitipkan kuda peliharaannya. Namun kini, klub ini juga membuka program sekolah berkuda untuk para penggemar olahraga berkuda.Sejak mengalami renovasi pada 2009, peminat olahraga berkuda meningkat. Program sekolah berkuda PHOC terbagi menjadi empat macam antara lain riding school untuk anggota dan bukan anggota PHOC yang ingin berlatih kuda.Lesson private diprioritaskan untuk anggota PHOC yang menekuni olahraga berkuda secara profesional, untuk grup ditujukan kepada sekolah yang menjadikan berkuda sebagai kegiatan ekstrakurikuler, dan horse riding for special needs untuk anggota maupun non anggota berkebutuhan khusus yang tertarik menekuni olahraga berkuda.Saat ini tercatat 30 anggota PHOC dan 25 bukan anggota PHOC yang mengikuti sekolah berkuda. Peserta pelatihan berkuda yang tidak memiliki kuda sendiri (non member PHOC) membayar biaya sebesar Rp250.000 untuk 45 menit latihan. Biaya ini sudah termasuk pelatihan oleh chief instructor.Seseorang bisa dikatakan mahir berkuda jika telah menjalani minimal sepuluh kali latihan. Namun, ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama."Berkuda itu ibarat menyatukan dua jiwa dan itu tidak mudah. Ada yang butuh waktu lama beradaptasi dengan kuda tunggangannya, ada juga yang sebentar saja sudah menguasai kudanya," ujar Stable Manager PHOC Amin Kurniallah.Amin mengatakan olahraga berkuda menuntut konsetrasi penuh dengan memerhatikan posisi badan, dada, paha, betis, dan tumit. Olahraga ini membuat badan lebih sehat sekaligus melatih keseimbangan. Selain itu, berkuda sebagai terapi mampu melatih syaraf-syaraf tulang belakang untuk beberapa peserta berkuda berkebutuhan khusus.Salah seorang anggota PHOC, Anggunesia menekuni olahraga berkuda sejak 2009 karena merasa olahraga ini berbeda daripada olahraga pada umumnya dan sedikit yang meminatinya. Anggun, sapaan akrabnya, memiliki satu kuda tunggang, dua kuda pacu, satu kuda breeding, dan dua anak kuda.Perempuan berdarah Minang ini menitipkan satu ekor kuda di PHOC, dua ekor di Sentul, dan induk kuda beserta anaknya dirawat di Payakumbuh, Sumatra Barat.Menurut Anggun, olahraga ini unik karena melibatkan hewan. Sensasi deg-degan yang dia rasakan sungguh berbeda dibanding olahraga lain. Anggun menggeluti olahraga berkuda semata demi hobi dan bukan menjadi profesional. Dia pun rutin berkuda minimal dua kali dalam seminggu."Awalnya, saya butuh waktu tiga bulan untuk menjinakkan kuda tunggangan. Selama tiga bulan, latihannya dituntun pelatih. Setelah itu, baru saya dilepas menunggangi kuda sendirian. Ketika berkuda, ada dua hal yang harus difokuskan, yaitu menguasai teknik berkuda dan kudanya sendiri," ujar lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti ini.Meskipun mengeluarkan biaya sekitar Rp1.560.000 per bulan untuk perawatan kuda tunggangannya, Anggun konsisten menjalani hobi ini karena memberikan manfaat bagi tubuhnya.Dia tidak malu-malu mengakui jika mengalami penurunan berat badan selama berkuda, bagian paha dan pinggul pun terasa kencang. Olahraga berkuda juga menjadi ajang sosialisasi dan memperluas pergaulan bagi Anggun. (Rahayuningsih) ([email protected])
Editor : Mursito
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro