JAKARTA: Seniman asal Korea Selatan Shon In-Shik memajang sedikitnya 50 karya seni kaligrafi dalam pameran bertema Korean's Teaching and Learning in Indonesia yang dibuka untuk umum mulai hari ini sampai 1 Juni di Korean Cultural Center di Equity Tower lantai 17, Jakarta.Pameran yang disponsori oleh PT LIG Insurance Indonesia, perusahaan asuransi asal Korea ini bercerita tentang pendidikan orang-orang Korea di Indonesia dan suatu kegiatan sehari-hari orang Korea yang tinggal di Indonesia.Shon menjelaskan salah satu karyanya bagaimana sikap seorang anak kepada orangtuanya, atau bagaimana seseorang mempunyai hati yang besar dan dapat memahami orang lain. Semua ini dia ungkapkan lewat garis-garis dengan warna hitam putih.Garis tebal itu seolah induk dari semua garis dan terlihat seperti diam, tapi cabang-cabang atau sambungan garis tersebut keluar terlihat ada yang tipis, terlihat jelas perbedaannya. "Semua garis- tegak, melengkung ditempatkan di posisi yang dianggap perlu, sehingga nampak harmonis dan bermakna," kata Shon In-Shik yang sudah 8 tahun menetap di Indonesia.Semua warna hitam yang digoreskan Shon sepintas memang sama. Tapi begitu diamati dengan seksama, terlihat ada yang lebih gelap, ada yang tidak terlalu gelap sehingga bervariasi dan menarik. Shon berharap karya kaligrafi yang dipamerkan ini tak hanya bisa dinikmati oleh warga Korea yang ada di Indonesia, tapi juga untuk semua orang.Shon mengatakan karyanya ini merupakan salah satu hasil kebudayaan Korea di Indonesia dimana dimaksudkan juga untuk bisa belajar dan mengajar kepada siapapun. Dalam karya kaligrafi ini semua ada ceritanya dan ide serta makna. Sebagian bercerita tentang figur atau pribadi yang berkaitan dengan pendidikan, sebagian lagi bercerita tentang filosofi pendidikan.Beberapa karya kaligrafi ini ada juga yang dihiasi gambar atau lukisan. "Lukisan itu menegaskan atau mendukung huruf atau kata-kata yang ditampilkan," kata Shon.Memang terlihat jelas perbedaan kaligrafi Korea dengan kaligrafi lainnya seperti kaligrafi Jepang. Kaligrafi Korea terlihat lebih 'keras' dengan goresan-goresan yang lebih kasar dan berkarakter, sementara kaligrafi Jepang lebih halus. Begitu juga dengan kaligrafi China yang secara umum lebih halus.Shon pada 20 tahun lalu melukis dengan objek-objek bunga, pemandangan dan figur selain menggarap kaligrafi. Tapi kemudian dia lebih memfokuskan pada kaligrafi. Kenapa? "Bila melukis dengan objek tertentu itu sudah jelas terlihat wujud dari objeknya. Sementara kaligrafi banyak hal yang tidak terlihat dengan mata, penuh makna," kata Shon memberi alasan.Dalam pameran ini Shon mematok harga US$2.000-US$3.000. "Di Korea harga karya saya lebih mahal lagi," kata Shon.Selama di Indonesia Shon sudah lebih dari 20 kali berpameran baik pameran tunggal maupun pameran bersama. Pameran tunggal di antaranya di Yogyakarta dan di Kampus Universitas Indonesia.Shon berpendapat kaligrafi di Indonesia terutama yang ada di mesjid sangat bagus. Selain itu ada juga kaligrafi seniman Indonesia keturunan China yang dinilainya menarik.Presdir LIG Insurance, Cho Sung Kook, mengatakan bahwa pihaknya mendukung kegiatan kesenian untuk lingkungan. "Ini untuk pertamakalinya LIG Insurance mensponsori kegiatan kesenian dengan mencetak buku Korean's Teaching and Learning in Indonesia setebal 311 halaman," katanya. (msw)