Show

BBJ tampilkan tarian refleksi cinta

Inria Zulfikar
Senin, 20 Juni 2011 - 08:33
Bagikan

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable{mso-style-name:"Table Normal";mso-tstyle-rowband-size:0;mso-tstyle-colband-size:0;mso-style-noshow:yes;mso-style-priority:99;mso-style-qformat:yes;mso-style-parent:"";mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;mso-para-margin:0in;mso-para-margin-bottom:.0001pt;mso-pagination:widow-orphan;font-size:11.0pt;font-family:"Calibri","sans-serif";mso-ascii-font-family:Calibri;mso-ascii-theme-font:minor-latin;mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:minor-fareast;mso-hansi-font-family:Calibri;mso-hansi-theme-font:minor-latin;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Oleh Herry Suhendra

JAKARTA: Bentara Budaya Jakarta (BBJ) akan menggelar pentas tari A Fragment of Silence pada Kamis 23 Juni 2011. Pentas ini merupakan potret kehidupan manusia yang berangkat dari satu proses perjalanan eksistensi manusia, merefleksikan pengalaman manusia atas cinta di mana jarak menjadi sebuah misteri dalam kehidupan.

Para penari yang tampil dalam A Fragment of Silence ini adalah Barry MP, Dendi Madiy, Okty Budiati, Sinung B. Pambudi. Okty Budiati selain sebagai penari juga berperan sebagai penata gerak yang diiringi musik garapan Didit Alamsyah dan pentas ini juga disempurnakan tata cahaya oleh Herry W. Nugroho, tata grafis dari Krisna Sahwono, dan manajer panggung Heru Yudanadi.

Tarian ini merupakan dua repertoar dalam sebuah pertunjukan, yaitu Silence dan The Passenger. Pada karya Silence, ekspresi yang dihadirkan lebih merupakan representasi tubuh atas kebisuan yang menjadi sebuah perjalanan panjang bagi keberadaan manusia.

Sedang pada karya The Passenger merupakan ekspresi manusia dengan kisah-kisahnya antara kekaguman sekaligus keheranan dengan menatapnya seperti sebuah puisi pagan. Repertoir ini tidak terlepas dari jejak karya sebelumnya Silence, yang dipentaskan pada tahun 2008, di Jakarta.

Karya ini mengeksplorasi individualitas manusia di mana identitas seksual hingga kendali kekuasaan sebagai pegangan hidup yang membentuk karakter kesehariannya. Berangkat dari kegelisahan psikis seperti anxiety, sadism, sadness, pseudo-self/love, moral judgement, sebagai materi eksplorasi tubuh. Teknik dasar tubuh kali ini akan tetap mengambil teknik ballet dan hatha yoga sebagai dasar, dan tai chi sebagai tambahan.

Penulis : Inria Zulfikar
Editor : Mursito
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro