Show

Empat Galeri Pamerkan "Together In Harmony"

Inria Zulfikar
Minggu, 5 Februari 2012 - 10:37
Bagikan

JAKARTA: Perupa Ayu Arista Murti, Gusmen Heriadi, Hojatul Islam, Dadan Setiawan, Awan Simatupang, Joko Sulistyo, Syaiful dan Hamdan Omar  pameran bersama dengan tema  "Together in Harmony" di Jakarta Art District  kemarin malam hingga 12 Februari 2012.Pameran ini diselenggarakan oleh Galeri Mon Décor,  Edwin's Gallery, Andi's Gallery dan Galeri Canna. "Temanya kebersamaan. Memang hanya empat galeri, sebagian pemilik galeri  berada di luar kota," kata Melany Gunawan dari Andi's Gallery.Pameran ini diselenggarakan secara sederhana, tanpa peresmian khusus sebagaimana biasanya. Katalog pengantar pun tak ada. Tapi sejumlah pencinta seni tampak hadir. Di antaranya  dari Singapura dan Kuala Lumpur bahkan dari Tokyo. Sebut saja  Peng Lim, Cosmas D. Gazali dari Singapura,  Ardy Timmer dari Kuala Lumpur, dan Theresa loidl dari Tokyo.Sejumlah pencinta seni dari Jakarta cukup banyak hadir seperti Sri Muliani Arief, Neneng Ferrier, Christophe Darigne-Thompson dan Ronald Manullang. Mereka secara leluasa 'menikmati' karya seni yang terpajang.Banyak karya yang menarik dalam pameran ini. Sebut saja karya  Gusmen Heriadi yang menampilkan gambar-gambar sejumlah tokoh dan buku-buku tentang tokoh tersebut dalam karya terbarunya.Hal yang menonjol dalam karya-karya Gusmen adalah kemampuannya yang kuat dalam menghadirkan suasana, kelam, sunyi dan kemudian, melalui gestural sejumlah figurnya segera mempersuasi kita untuk mempertanyakan nasib manusia sebagai tokoh di dunia.Perupa Ayu Arista Murti memiliki daya imajinasi yang jauh dan kuat. Apa yang digoreskannya di atas kanvas, mnghasilkan  gambar-gambar  yang membuat pikiran orang melayang ke suatu gambar yang seringkali tampil di dunia kartun.Objek di dalam karya Ayu sangat mengesankan dengan garis kuat serta warna-warna cerah yang digunakannya seolah karya itu diangkat dari dunia dongeng. "Ayu Arista Murti akan berpameran di Jepang bulan depan," kata Listya Rahardjo dari Edwin's Gallery.Beda dengan karya Hojatul yang menciptakan karya  lukis tentang tubuh yang divisualisasikan melalui boneka kain. Boneka-boneka tersebut serupa dan semuanya tanpa wajah.Sementara itu lukisan Dadan Setiawan berupaya menghentak kesadaran warga kota mengenai lanskap dan pemandangan yang ada di sekitar mereka dengan cara tak lazim. Dia melukiskan objeknya dengan kotak-kotak kecil, dengan warna-warni yang membentuk pemandangan. (faa)

Penulis : Inria Zulfikar
Editor : Dara Aziliya
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro