Show

PAMERAN SENI: Hendra Buana Gelar Peaceful in Faith

Inria Zulfikar
Jumat, 21 Desember 2012 - 04:29
Bagikan

JAKARTA: Seniman asal Bukittingi, Sumatra Barat, Hendra Buana menggelar pameran seni visual bertajuk “Peaceful in Faith # 2”, di Jogja Gallery mulai malam ini, Kamis (20/12) dengan memajang 45 karya lukisan dan beberapa karya instalasi.Pada pameran yang berlangsung hingga 8 Januari 2013 ini Hendra Buana tidak menampilkan semuanya karya baru, dalam pengertian bukan dikerjakan tahun 2012. Ada juga karya yang selesai digarap sekitar 10 tahun yang lalu, tapi belum pernah dipertontonkan kepada publik dalam format pameran seni rupa.Karya-karya yang diketengahkan oleh seniman kelahiran tahun 1963 ini relatif cukup beragam, meski tekanan utamanya masih seperti 20 tahun yang lalu, yakni menampilkan aspek spiritualitas.Namun demikian bagi para pencinta seni yang pernah menyimak sepak terjang Hendra sejak 20 tahun lalu dan kemudian tidak mengikuti perkembangannya, niscaya akan terkaget-kaget, karena sekarang ini karya-karya Hendra Buana tidak  mutlak menderetkan karya lukisan kaligrafi.Pada akhir dasawarsa 1980-an, saat Hendra menyelesaikan studinya di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, karya-karyanya banyak memvisualkan kaligrafi Islam, seperti halnya yang ada pada seniornya, Syaiful Adnan. Inilah yang kemudian seolah memberi ttik identitas kuat bagi Hendra Buana, yakni sebagai pelukis kaligrafi Islam.Pada titik inilah kegelisahan kreatif anak lulusan SMSR Padang tersebut tersulut terus-menerus. Dia ingin mengubah persepsi publik bahwa dia bukanlah seniman kaligrafi Islam, dan mampu untuk melukis dengan subyek utama beragam, di luar kaligrafi.Dalam pameran “Peaceful in Faith # 2” yang dikuratori oleh Kuss Indarto ini para apresian hendak disuguhi berbagai karya yang mengindikasikan kemampuan Hendra dalam mengguratkan kuasnya di atas kanvas dengan subject matter lanskap atau pemandangan alam, tubuh-tubuh manusia, beragam figur satwa, dan berbagai visual yang lain.“Dari segi substansi, Hendra Buana masih tetap bersikukuh dengan tema spiritualitas manusia, namun tidak dengan tegas mengharuskannya melukis ayat-ayat suci Al-qur’an. Dia mencoba memberi “penerjemahan” tekstual ke dalam bentuk visual,” kata Kuss Indarto. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Inria Zulfikar
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro