Awalnya menyaksikan pameran miniatur kereta di kawasan Senayan, Jakarta. Kereta mungil yang mirip kalau tidak dikatakan persis dengan kereta aslinya dalam hal bentuk dan fungsinya, meluncur di atas relanya.
Akhirnya muncul ketertarikan dan ingin mengkoleksinya. Begitulah cerita Edi Chandra, pehobi miniatur kereta yang sehari-harinya sebagai arsitek dan direktur PT Dwitunggal Karunia Gemilang yang bergerak di bidang kontraktor.
“Saya sangat suka akan detail pada minatur kereta, dan lebih cenderung pada model lokomotif uap,” jelas Edi sambil menunjukkan koleksinya, Minggu (10/3/2013).
Memang main miniatur kereta ini bisa bikin ketagihan, tapi positif. Edi kini mengkoleksi tidak kurang dari 70 Lokomotif dan ratusan gerbongnya.
Dia menyimpan koleksinya di lemari dengan alat dehumidifier untuk menghilangkan kelembapan yang dapat mengakibatkan karat pada bagian metal lokomotif dan gerbong.
Koleksinya sendiri adalah merek Marklin dengan skala HO.
Mengkoleksi miniatur kereta memang ada keasyikan tersendiri. Kereta ini tidak hanya menyenangkan untuk dipandang, tetapi bisa dimainkan atau dijalankan.
Menggerakkan keretanya menggunakan daya listrik yang dijalankan melalui controller yang bentuknya mirip tuas pengatur yang ada di dalam lokomotif.
Pada umumnya pencinta hobi ini tertarik karena koleksi orang tuanya, atau sejak kecil sudah berminat dan diberikan hadiah mainan miniatur kereta oleh orangtuanya.
Menyenangi miniatur kereta bukanlah hobi biasa, karena keretanya hampir menyerupai desain bentuk dan fungsi aslinya. Misalnya, lampu yang menyala di tiap gerbong dengan sederet kursinya.
Selain itu bisa mengeluarkan asap dari cerobong dan mengeluarkan bunyi klakson kereta yang khas, tut .. tut .. tut sambil melintasi jalan di antara pepohonan atau stasiun.
Hal yang menarik, pehobi bisa membuat diorama sesuai kondisi lingkungan aslinya di salah satu wilayah dengan stasiun dan lingkungannya, pepohonan, rumput dan orang-orang di sekitarnya.
Atau mengkreasikan sesuai dengan keinginan atau imajinasi sendiri. Ini kesenangan atau hobi yang mulai berkembang dan diminati di Indonesia.
Saking cintanya pada miniatur kereta, akhirnya Edi bersama rekannya membuka bisnis miniatur kereta pada 2004 dengan bendera Trains & Hobby Center di Darmawangsa Square.
Pada 2010 Trains & Hobby Center pindah ke Jl. Matraman Raya 208, Jakarta.
Produk yang ditangani merek KATO untuk miniatur kereta, buatan Jepang, NOCH yang merupakan aksesoris dari miniatur kereta.
Seperti rerumputan, pepohonan, jembatan, figur, buatan Jerman, dan WILESCO yang merupakan miniatur mesin uap buatan Jerman yang dapat berjalan sesuai aslinya menggunakan tenaga uap dengan cara memanaskan air di dalam tangkinya.
Tidak kurang dari 800 jenis barang yang tersedia di Trains & Hobby Center dengan harga untuk miniatur kereta berkisar dari Rp 100.000 hingga belasan juta rupiah.
Miniatur kereta ada beberapa skala antara lain Skala Z- 1:220, Skala N- 1 : 160, Skala HO- 1 : 87, dan Skala 1- 1 : 32. Skala yang tersedia di Trains & Hobby Center adalah skala N.
“Keunikan dari skala ini adalah bentuknya yang mungil tetapi detailnya masih luar biasa dapat dinikmati,” kata Edi.
Produk KATO dengan Skala N sebagian besar adalah miniatur kereta dengan model kereta Jepang seperti Shinkasen dan kereta Amerika.
Menurut Edi, perawatan minatur kereta ini sangat mudah, cukup dijaga kebersihan relnya saja yang merupakan sumber tenaga untuk dynamo di dalam lokomotifnya.
Perawatan lainnya adalah melumasi gear-gear pada lokomotif dapat dilakukan 3 bulan sekali.
Edi mengakui memang belum terlalu banyak pehobi miniatur kereta ini. Menurut datanya, kurang lebih 500 pehobi di seluruh Indonesia.
Kapan bisa menikmati hobi miniatur kereta ini? “Biasanya waktu yang digunakan adalah pada malam hari saat keluarga sudah beristirahat,” jelas Edi sambil tersenyum.
Relationship