Bisnis.com, DENPASAR - Taman Budaya Denpasar atau dikenal sebagai Art Centre diusulkan menjadi badan usaha milik daerah agar dapat dikelola profesional, berorientasi laba, dan meningkatkan daya tarik destinasi.
Pengamat kepariwisataan Prof Nyoman Darma Putra mengusulkan hal tersebut juga bagi beberapa unit di bawah Dinas Kebudayaan Bali seperti Museum Bali dan Monumen Bajra Sandhi untuk mengembalikannya sebagai daya tarik wisata dengan konsep pengembangan operasional yang profesional.
“Memang tantangan banyak mulai dari investasi, rekrutmen, optimalisasi sumber daya manusia, dan peraturan yang mendukungnya,” katanya dalam Sarasehan Seni dan Budaya bertajuk Taman Budaya dari Perspektif Pariwisata dan Marketing, Rabu (18/9/2013).
Darma menilai Art Centre Denpasar kini idak lagi memancarkan keanggunan, apalagi keagungan. Daya tariknya luntur dan tidak lagi memiliki magnet untuk menyedot pengunjung. Bangunan dengan arstektur Bali yang canggih itu kotor, tak terurus. Satu-dua wisatawan yang berharap bisa menikmati daya tarik wisata budaya, kecewa dan mengeluhkannya ke publik melalui situs terkemuka, TripAdvisor.
Namun, gurubesar Universitas Udayana itu yakin Art Centre masih memiliki potensi menariki turis. “Art Centre secepatnya harus direvitalisasi dan segera diambil tindakan nyata untuk menyelamatkannya,” ujar Darma yang juga peneliti kesusateraan itu.
Dia mengingatkan jika status BUMD dimungkinkan, peran dan fungsi Art Centre sebagai pusat pelestarian seni budaya Bali harus tetap dijalankan. Upaya komersial dan ideal harus sejalan untuk memopulerkan kembali pusat kesenian dan budaya Bali itu.
Lebih jauh dia menyarankan Pemprov Bali membangun New Art Centre yang lebih besar untuk mengakomodasi kegiatan seni pertunjukan yang lebih besar seperti konser, orkestra, teater, dan seni pertunjukan kontemporer lainnya. “Art Center lama direvitalisasi, dan membangun baru yang modern-futuristik sesuai dengan kebutuhan yang terus berkembang,” katanya.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali Sang Putu Sebaya sepakat merevitalisasi Art Centre dan memaksimalkan fungsinya sebagai pusat aktivitas seni dan budaya. Dia yakin pelaku pariwisata yang dimotori HPI, PHRI, dan Asita mampu bersinergi untuk mendukung upaya tersebut.
Para pelaku pariwisata, lanjut Sebaya, bisa merancang program inovatif dna paket menarik yang menggabungkan kuinjungan ke pasar tradisional Badung, Pura Jagatnata, Museum Bajar Sandi, dan Art Cetre.