Travel

Anda Kesulitan ke Eropa? Jangan Khawatir Ada "Kepik Merah"

Minggu, 13 Oktober 2013 - 07:34
Bagikan

KEPIK merah, nama yang unik untuk sebuah komunitas. Berangkat dari keunikan namanya itulah, saya mencari tahu seperti apakah Komunitas Kepik Merah.

Singkat cerita, berkat bantuan seorang sahabat, akhirnya saya mendapatkan nomor kontak salah satu pendiri Komunitas Kepik Merah dan kami pun bertemu pada sebuah rumah makan cepat saji di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Wanita supel dan murah senyum itu bernama Ria Handayani. Saat itu dirinya sedang mengajak jalan-jalan anak laki-lakinya yang masih balita, bernama Christophel Friedrich Helden Dassom bersama sang nenek tercinta.

Alumni Humboldt University Jerman tersebut lalu menceritakan asal mula lahirnya Komunitas Kepik Merah beserta artinya yang ternyata mengandung filosofi cukup dalam.

"Komunitas ini awalnya terbentuk dari tiga orang wanita Indonesia yang sama-sama pernah tinggal di Eropa, tepatnya Jerman dan Belanda. Ketiganya memiliki kesamaan passion untuk membantu mewujudkan mimpi orang Indonesia lainnya yang ingin pergi ke Eropa," tuturnya mengawali ceritanya.

Tiga wanita tersebut yakni, Trees seorang wartawan radio budaya di Jerman, Sari Fabianti,  alumni Groningen University Belanda dan Ria Handayani.

Waktu itu sekitar 2006, ketiga sahabat tersebut sering bertemu dalam beberapa momen di Eropa. Selang tiga tahun kemudian ketika balik ke Indonesia, pada 2009, ketiganya masih sering bertemu kembali hingga jalinan persahabatan mereka semakin kuat.

Seiring perjalanan waktu, mereka ternyata menemukan fakta menyedihkan, bahwa banyak orang Indonesia kesulitan mewujudkan mimpinya pergi ke Eropa, terutama untuk belajar, lantaran sering terkendala biaya maupun minimnya segala informasi tentang Eropa.

"Lalu muncul ide, bagaimana kalau dengan jejaring yang kami miliki sekarang ini dimanfaatkan untuk sharing dan membantu generasi muda Indonesia mewujudkan mimpinya belajar di Eropa, atau bahkan sekedar educational trip, yakni liburan bersifat pendidikan, tidak sekedar berbelanja, dengan membuat komunitas,” tuturnya.

Menurut Ria, pemilihan nama Kepik Merah, awalnya tidak sengaja, yakni dari hadiah yang pernah mereka bertiga terima dan kadonya berbentuk Kepik Merah.

Kepik merah tidak sekedar serangga kecil, bundar dengan punggung berwarna-warni atau berbintik-bintik saja. Namun, di Jerman, kepik merah yang biasanya disebut ladybug tersebut adalah hewan keberuntungan.

"Kepercayaan masyarakat Jerman, apabila ada kepik yang terbang memasuki rumah, maka keluarga yang tinggal di dalamnya dipercaya akan mendapatkan keberuntungan".

Ria mengatakan, bersama Kepik Merah, dirinya berharap dapat menjadi wadah dan penghubung antara Eropa dan teman-teman muda Indonesia.

“Para sahabat dapat memetik banyak manfaat dan sekaligus saling berkontribusi untuk sharing ilmu terkait apapun tentang Eropa, sehingga belajar di sana tidak lagi hanya menjadi sebuah mimpi siang bolong," ujarnya.

Wujudkan Mimpi

Komunitas yang memiliki basecamp di Kelapa Gading tersebut sangat terbuka bagi siapa saja yang memiliki mimpi untuk pergi educational trip atau belajar di Eropa. Selain itu juga dapat dijumpai di jejaring sosial bernama Kepik Merah European Trek & Learn.

“Kami akan bantu segala sesuatunya, dari persiapan hingga berada di Eropa, seperti misalnya kepengurusan visa, transportasi atau akomodasi, pelatihan bahasa, sampai penginapan yang nyaman dan aman selama di Eropa. Tapi kami bukan agen perjalanan wisata,” tegasnya.

Semuanya akan dapat terwujudkan dengan biaya yang lebih murah, selisih hingga 50% dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan melalui agen perjalanan wisata.

"Melalui agen perjalanan, misalnya memerlukan biaya sekitar Rp120 juta, namun dengan Kepik Merah hanya Rp65 juta. Hal ini dapat dilakukan karena tidak ada marketing cost seperti yang dikeluarkan oleh agen perjalanan wisata. Selain itu karena memang berbentuk komunitas, sehingga tidak profit oriented".

Program-program Kepik Merah di Eropa selalu berciri khusus, antara lain tailor made dan networking. Tailor made adalah program yang didesain khusus untuk tema utama yang bersifat edukatif, sedangkan networking adalah program yang mencoba mempertemukan peserta dengan jejaring kepik merah yang tersebar di Eropa.

“Kegiatan kami antara lain membuat Educational Trip, yang disesuaikan dengan tema perjalanan ke Eropa yang tidak hanya berwisata, tetapi juga memperoleh pengalaman dan pengetahuan sangat berharga,” ujarnya.

Kegiatan Kepik Merah lainnya, seperti Bazaar Hello Europe, yakni sebuah acara informatif berupa talkshow, presentasi, dan konsultasi umum bertema pendidikan, budaya dan perjalanan ke Eropa.

Adapun program yang telah dibuat Kepik Merah diantaranya Mass Media Workshop pada Oktober 2009, Campus Journey pada Juni 2013, Eco Energy Journey pada Oktober 2013, dan Jejak Zending Papua Oktober 2013, dan Musical Journey Mei 2014 mendatang.

“Acara paling dekat Eco Energy Journey, berwisata mengunjungi lokasi-lokasi energy yang terbarukan di Eropa, dan Musical Journey adalah berwisata berkaitan dengan musik, seperti acara audisi musik di Konservatorium Muziek Wien dan Konservatorium Muziek Amsterdam, menonton pertunjukan seni di Tropen, Museum Amsterdam, dan masih banyak lagi,” pungkasnya. (Bisnis Indonesia Weekend).

 

Penulis :
Editor : Yusran Yunus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro