Bisnis.com, Jakarta - Promosi paket wisata murah yang ditawarkan oleh agen perjalanan dan promosi maskapai penerbangan low cost carrier (LCC) yang menawarkan tiket perjalanan yang amat terjangkau semakin marak.
Sebaliknya, belakangan ada fenomena anak muda yang melakukan perjalanan ke luar negeri cukup tinggi. Mereka sering kali mengunggah foto-foto mereka ke akun sosial media. Hal semacam ini juga berkontribusi sebagai pendongkrak wisatawan nasional.
Namun, kata Ketua Pengurus Harian Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo, penawaran jasa oleh agen perjalanan wisata harus berbanding lurus dengan kepuasan penikmat wisata. Dia sangat menyayangkan jika terdapat beberapa bentuk keluhan konsumen mengenai kredibilitas suatu agen perjalanan.
Dia menjelaskan ada beberapa kasus keluhan mengenai jasa agen perjalanan yang mengecewakan.
"Keluhan yang sering dilaporkan oleh konsumen ke YLKI adalah sistem membership card atau kartu keanggotaan. Konsumen banyak yang terdaftar dalam keanggotaan suatu mitra yang memberikan promosi wisata ke luar negeri yang mengharuskan mereka membayar beberapa persen saja dari harga pokoknya. Namun ketika promo tersebut diambil, konsumen tertipu dan tidak mendapatkan sesuai hak dalam promosi yang ditawarkan," ujar Sudaryatmo kepada Bisnis.
Keluahan berikutnya adalah program paket wisata yang dipesan konsumen pada waktu tertentu tiba-tiba diubah jadwal keberangkatan sepihak oleh agen perjalanan tanpa melakukan konfirmasi. Hal ini yang menyulut kecewa para konsumen.
Permasalahan selanjutnya adalah sistem pembatalan tiket perjalanan wisata. Terkadang konsumen tidak dapat menarik kembali uang mereka ataupun dipotong beberapa persen tetapi pemotongannya tidak masuk akal. Terkadang juga ditemui kasus pengembalian uang pembatalan oleh agen kepada konsumen tetapi kurs yang dipakai tidak jelas, antara kurs jual atau kurs beli.
Kasus lain yang ditemukan adalah indikasi penipuan di iklan promosi yang dilakukan pihak agen. Fasilitas di lapangan tidak sesuai dengan apa yang terdapat di iklan. Misalnya jika di iklan dijanjikan hotel bintang 4 tetapi konsumen hanya berhak hotel berbintang 3.
Selain itu, tambah Sudaryatmo, terdapat pasangan paruh baya yang ditempatkan di kamar hotel lantai 4 tanpa adanya elevator atau eskalator. Hal ini tentu merugikan konsumen.
Sudaryatmo mengimbau para konsumen untuk menerapkan beberapa langkah agar terhindar dari penipuan agen perjalanan luar negeri baik offline maupun online.
Pertama, yang diperhatikan adalah dari sisi konsumen. Konsumen harus benar-benar mengecek kredibilitas agen perjalanan sebelum memesan.
Kedua, adalah dari sisi pricing atau harga. Tarif yang terlalu murah, resiko penipuannya juga tinggi.
Ketiga, dari sisi rating atau kinerja. Konsumen harus rajin-rajin mengecek kinerja suatu agen perjalanan yang hendak dituju. Hindari situs agen perjalanan yang terdapat banyak keluhan dari masyarakat atau penikmat wisata.
Keempat, dari sisi agen perjalanan harus memiliki complain division atau divisi yang khusus menangani keluhan dari konsumen. Sehingga konsumen dengan mudah melacak kejanggalan yang terjadi.
Kelima, sebaiknya para agen perjalanan mampu menginformasikan kepada konsumen keadaan suatu negara yang dituju oleh konsumen. Keadaan yang dimaksud adalah mengenai ada atau tidaknya penyakit menular di nehgara tujuan, ada atau tidaknya ancaman terorisme dan penyelundupan barang-barang ilegal semacam narkoba.
Agen perjalanan juga diarapkan mampu menyediakan travel world atlas yang mendeskripsikan tentang profil suatu negara.