Ilustrasi minuman teh. / Sosro.com
Fashion

Ketika Limbah Teh Celup Dimanfaatkan Jadi Bahan Warna Tekstil

Miftahul Khoer
Minggu, 16 Februari 2014 - 16:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perindustrian tengah menggodok konsep green point guna mengembangkan warna alam dalam mengolah industri tekstil.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Euis Saedah mengatakan pihaknya tengah bekerja sama dengan beberapa industri teh celup yang menghasilkan potensi warna unik dalam penerapan bahan tekstil.

"Dalam green point akan ditampilkan lembaga, tokoh dengan menggelar workshop bagaimana mengolah warna alam. Salah satunya dalah tren warna dari bekas teh celup yang ternyata cantik," ujarnya pada jumpa pers Indonesia Fashion Week (IFW) 2014 di Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Pihaknya juga akan berbicara dengan beberapa perusahan yang salah satunya memiliki limbah sebanyak 50 ton teh per bulan. Jadi, katanya, perusahaan teh yang kebingungan membuang limbah teh akan terbantu dengan kebutuhan pewarna tekstil untuk dijadikan bahan warna. Kementerian Perindustrian masih list down potensi yang ada terkait warna teh alam sebagai bahan tekstl yang cantik dan unik tersebut.

"Mungkin ke depan kami butuh pemulung untuk mengumpulkan bekas teh dari hotel dan restoran yang bisa dipakai dan menjadi inovasi warna dalam tekstil. Dan ini kami kira merupakan PR bersama," paparnya.

Dia menambahkan, dalam Indonesia Fashion Show 2014 yang akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) tidak menutup kemungkinan akan menampilkan produk warna alam. Tentunya dihasilkan dari alam yang berada di Indonesia.

Dia mengatakan kebanyakan industri fashion saat ini masih melakukan impor dalam mendatangkan bahan warna. Namun, pihaknya perlahan telah membudidayakan produk lokal pada serat alam yang ada.

Menurutnyam produk lokal harus didukung karena memiliki kualitas yang lebih mumpuni dibandingkan dengan produk luar.

"Pasar harus rela membeli mahal sedikit tapi ada nilai tambah dan ada rasa bangga dengan serat alam. Saat ini kami memiliki 22 balai di 17 provinsi dan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan perusahaan UKM," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Setyardi Widodo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro