Bisnis.com, KARTA - Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 2014, Institut Ungu mempersembahkan teater berjudul Nyanyi Sunyi Kembang-Kembang Genjer yang akan dipentaskan pada 7-9 Maret 2014 di GoetheHaus, Jakarta. Naskah Nyanyi Sunyi Kembang-Kembang Genjer ditulis oleh Faiza Mardzoeki yang sekaligus sebagai sutradara dan produser pertunjukkan ini. "
"Saya ingin menampilkan tokoh-tokoh tua ketika mereka mengalami trauma sepanjang hidupnya," ujarnya pada Kamis (27/2/2014), di Jakarta.
Faiza memaparkan teater ini berkisah tentang pergulatan pikiran batin lima perempuan berumur 70an-83 tahun yang pernah menjadi tahapan politik 1965 selama lebih dari 10 tahun. Mereka bertahan menghadapi hari-hari di masa tuanya dan bergulat dengan kenangan akan masa mudanya. Lantaran stigma yang ditempelkan oleh kekuasaan sehingga membawa pengalaman pahit dan trauma.
Untuk persiapan teater, Faiza melakukan penelitian selama 2 tahun. Penelitian meliputi wawancara terhadap perempuan yang menjadi korban tahanan politik pada 1965 di Jogjakarta, Solo, Klaten, Sragen, Semarang, Jakarta serta beberapa di Swedia dan Belanda. Upaya. Untuk mendukung penelitian, upaya seperti membaca literatur sejarah dan diskusi dengan berbagai kalangan ahli sejarah 1965 juga dilakukan.
Teater ini menurutnya upaya kecil untuk meluruskan sejarah. Penonton teater akan dikenakan tanda masuk donasi sebesar Rp50.000 yang akan disumbangkan untuk perempuan korban 1965. "Sebagai seniman, ini yang bisa kami lakukan," ungkapnya.