Bisnis.com, JAKARTA – Pakar pertelevisian Indonesia, Ishadi Soetopo Kartosapoetro, atau yang lebih akrab dikenal dengan nama Ishadi SK, meluncurkan buku tentang pergolakan media di akhir masa jabatan presiden Soeharto.
Buku yang berjudul Media & Kekuasaan: Televisi Di Hari-Hari Terakhir Presiden Soeharto ini menceritakan bagaimana kondisi pertelevisian saat itu dalam menghadapi masa krisis, terutama kondisi newsroom atau divisi pemberitaan.
Dalam buku ini, Ishadi menceritakan tentang kondisi tiga stasiun televisi yang dimiliki oleh ‘Keluarga Cendana’, yaitu Indosiar, RCTI, dan SCTV. Pada awalnya, ketiga stasiun tersebut memiliki kebijakan pemberitaan yang membela presiden Soeharto, tetapi pada akhirnya memberontak dan menyiarkan aksi-aksi demonstrasi yang menyerang sang presiden.
Pada acara peluncuran buku yang diadakan di toko buku Gramedia, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan ini, Ishadi juga menyampaikan pendapat mengenai disorotnya beberapa stasiun televisi yang pemiliknya mencalonkan diri sebagai presiden.
“Televisi itu sebenarnya hanya sebagai faktor pendukung dan bukan alat kampanye, semua kembali kepada penonton. Penonton pasti bisa memutuskan mana yang terbaik. Presiden SBY contohnya, beliau terpilih dua kali masa jabatan walaupun tidak mempunyai televisi atau media cetak,” ujarnya, Sabtu (22/3/2014).
Komisaris Trans Media ini juga berpesan kepada awak media mengenai tanggung jawab media saat ini, terutama saat-saat menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden mendatang.
“Tanggung jawab media ada dua. Pertama, menyadarkan masyarakat agar tidak golput, karena pemilu merupakan dasar utama demokrasi. Ke dua, media harus terbuka, jujur, dan objektif mengangkat kapasitas-kapasitas calon-calon legislatif dan presiden agar rakyat dapat memilih yang terbaik,” jelasnya di akhir acara.
Peluncuran buku Media & Kekuasaan setebal 294 halaman ini diadakan bersamaan dengan buku karya Ishadi SK yang lain, Puisi Untuk Meis: Puisi-puisi Cinta dan Sebayanya. Berbeda dengan buku Media & Kekuasaan yang ‘berat’, buku kumpulan puisi tersebut cenderung lebih sejuk dan damai untuk dibaca. Ishadi juga menyatakan bahwa beliau akan terus tetap menulis selama dukungan senantiasa hadir kepadanya.
Hadir di acara peluncuran buku tersebut Daniel Dhakidae sebagai pembicara dan Sukardi Rinakit sebagai moderator. Acara ini berlangsung dari pukul 14.00 hingga pukul 15.00 dan ditutup dengan penandatanganan buku oleh Ishadi SK.