Bisnis.com,JAKARTA -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yanti Sukamdani mengakui secara potensi, investasi di bidang ekowisata terbilang sangat besar untuk dapat dikembangkan.
Namun, belum banyak investor yang melirik kawasan konservasi tersebut karena kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerah terhadap potensi dan keindahan alam yang bisa dikembangkan di kawasannya, termasuk berbagai kemudahan yang akan diberikan.
Di samping itu, dari sisi aksesabilitas dan infrastruktur biasanya sulit menuju ke kawasan tersebut. Padahal, untuk menarik investor yang dibutuhkan akses sehingga mempermudah wisatawan yang hendak menikmati wisata alam.
“Bagi investor yang penting itu infrastruktur, serta promosi-promosi yang akan ditawarkan kepada mereka. Jika itu sudah dikembangkan, akan mudah menarik investor untuk menanamkan modalnya di kawasan yang penuh dengan surga tersembunyi itu,” ujarnya, Rabu (16/4/2014).
Kemenparekraf sudah menyiapkan beberapa lokasi wisata yang akan ditawarkan untuk pengembangan ekowisata antara lain berada di Bali Barat, Tanjung Putting, Tanjung Ringgit, Tanjung Lesung, Mandalika Resort Lombok, Bintan, Pulau Belitung, Bugam Raya (Kalimantan Selatan), Toba, Wakatobi, dan Pulau Weh Sabang.
“Saat ini yang terpenting potensi tersebut bisa terangkat serta sudah ada kesiapan dari seluruh pihak. Setelah itu, akan ditawarkan kepada investor-investor besar untuk membangun resort, mudah-mudahan 2017 sudah banyak perusahaan besar yang memulai investasi ekoturism,” tutur Henky Manurung, Plh Direktur Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata Kemenparekraf.