Bening air laut Raja Ampat /bisnis.com
Travel

RAJA AMPAT: Eksotisme Petualangan Bawah Laut

Martin Sihombing
Minggu, 15 Juni 2014 - 09:00
Bagikan

Bisnis.com, RAJA AMPAT - Rasa lelah  akibat perjalanan Pelabuhan Sorong ke kawasan Raja Ampat terbayar sudah. Dalam perjalanan menuju Pulau Waigeo Emi, kami menemukan hamparan pasir putih di tengah laut. Kami pun turun dan merebahkan diri, telentang. Suara deburan ombak tardengar merdu.

Raja Ampat atau 'Empat Raja' adalah nama yang diberikan untuk pulau-pulau ini. Sebuah nama yang berasal dari mitos lokal. Empat pulau utama yang dimaksud itu Waigeo, Salawati, Batanta, Misool yang merupakan penghasil lukisan batu kuno.

Berdasarkan sejarah, di Kepulauan Raja Ampat terdapat empat kerajaan tradisional, masing-masing adalah kerajaan Waigeo, dengan pusat kekuasaannya di Wewayai, pulau Waigeo; kerajaan Salawati, dengan pusat kekuasaan di Samate, pulau Salawati Utara; kerajaan Sailolof dengan pusat kekuasaan di Sailolof, pulau Salawati Selatan, dan kerajaan Misol, dengan pusat kekuasaan di Lilinta, pulau Misol.

Di tempat ini, air laut yang bening, mengundang hasrat kami untuk menyelam. Akhirnya kami memilih menyelam. Mengenakan perlatan menyelam, kami menatap dunia di bawah laut. Berbagai jenis ikan dengan warna yang mencolok –kuning, hijau, merah muda, warna emas—melintas dan mencoba untuk berakrab ria dengan kami.

Di antara karang dan goyangan rumput laut, ikan menerobos di antaranya. Konon, pulau yang areanya mencapai 4,6 juta hektare –berupa tanah dan laut—bercokol sekitar 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, dan ada 700 jenis moluska. Ada 75% spesies laut bercokol di kawasan ini, tulis The Nature dan Conservation International.

“Gimana, lanjut?” tanya seorang kawan. Usai merebahkan diri usai menyelam, kami sepakat untuk memperpanjang waktu menyelam. Belum sempat berdebat antara yang setuju melanjutkan menyelam dan yang minta segera kembali ke penginapan, kami dihampiri satu Seed bot 500 GT.

Dari speedboat turun sekitar 8 orang yang sudah siap dengan peralatan untuk menyelam. Mereka bergabung dengan kami di daratan berpasir putih. “From USA.No, we’re just travelling. Not researcher.” jawab seorang wanita di antara mereka menjawab pertanyaan seorang rekan.

Perjalanan dari Pelabuhan Sorong menuju kawasan Raja Ampat –Waigeo, Salawati, Batanta dan Misool—menghabiskan waktu 2-3 jam. Bisa menggunakan speedboat 500 GT berkapasitas 20 penumpang atau yang lebih besar dengan penumpang lebih dari 30 orang. 

Bahkan, seperti yang kami baca di Ko.wego.com sebelum kami ke sana, setiap pukul 14.00 tersedia kapal cepat Marina Express dan feri yang melayani penumpang dari Sorong ke Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat. Perjalanan makan waktu 2,5 jam.

Penerbangan Jakarta-Sorong dilayani oleh maskapai Express Air, Batavia Air, Lion Air, selama sekitar 5 jam. Jika wisatawan memilih lewat laut, tersedia kapal penumpang PT Pelni yang berlayar 3 hari untuk rute Jakarta-Sorong. Menyewa perahu panjang harganya sekitar Rp6 juta untuk 10 hari, sudah termasuk bahan bakar. Kalau wisatawan ingin meneruskan perjalanan sampai ke utara, sekitar Wayag, maka wisatawan perlu menyiapkan bahan bakar sebanyak 1.200 liter. Jarak satu trip sepanjang 250 km.

Untuk mencari perahu panjang, pergilah ke dermaga kecil. Di dermaga, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari informasi mengenai orang-orang yang terpercaya dan mengetahui tempat snorkeling yang bagus. Itulah yang kami lakukan. Kami berangkat dari dermaga kecil di luar dermaga utama pelabuhan Sorong dan kami memilih menyewa speedboat ukuran 500 GT dan membawa 20 penumpang.

Sebagai daerah kepulauan, satu-satunya transportasi antar pulau dan penunjang kegiatan masyarakat Raja Ampat adalah angkutan laut. Demikian juga untuk menjangkau Waisai, ibu kota kabupaten. Bila menggunakan pesawat udara, lebih dulu menuju Kota Sorong. Setelah itu, dari Sorong perjalanan ke Waisai dilanjutkan dengan transportasi laut. Sarana yang tersedia adalah kapal cepat berkapasitas 10, 15 atau 30 orang. Dengan biaya sekitar Rp2 juta, Waisai dapat dijangkau dalam waktu 1,5 hingga 2 jam.

Setelah hampir 5 jam, plus makan siang di tengah pulau kecil berpasir putih itu, kami kembali ke hotel.  Kami berhenti di dermaga kayu hotel tempat kami menginap. Setelah meletakkan semua barang bawaan di kamar asing-masing, kami kembali berlari ke arah pantai di dekat dermaha kayu. Laut Yat Boeing, hilir mudik ikan kecil dan lumayan besar seperti memanggil kami untuk berenang bersama-sama. Airpun terasa sejuk kendati terik mentari terasa menyengat di kulit tubuh kami.

Beberapa hal yang patut Anda pertimbangkan saat mengunjungi Raja Ampat. Beberapa diantaranya adalah Oktober atau November merupakan bulan yang tempat untuk mengunjungi Raja Ampat. Mengingat pada bulan-bulan tersebut, gelombang laut di tempat ini sangat tenang dan para penyelam akan mendapatkan foto bawah laut yang sempurna.

Selain itu, seperti suasana pantai pada umumnya, cuaca panas di Raja Ampat sangat tinggi. Untuk menjaga kesehatan kulit, jangan lupa membawa sunblock, topi, dan pakaian yang nyaman untuk dipakai. Selamat menikmati suasana bawah laut.

Penulis : Martin Sihombing
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro